Suara.com - Posisi menguntungkan mungkin diperoleh Raffi Ahmad usai jagoannya, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka berhasil menjadi presiden dan wakil presiden terpilih.
Namun, mata publik tidak bisa dibutakan dari beragam dugaan hingga tudingan sebaliknya mengenai Raffi Ahmad. Terutama kini, usai suami dari Nagita Slavina tersebut mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa dari sebuah institusi pendidikan bernama UIPM (Universal Institute of Professional Management).
Perolehan tersebut konon merupakan 'hadiah' atas kontribusi yang telah diberikan oleh Raffi Ahmad di bidang Event Management & Global Digital Development. Sementara di balik pencapain tersebut, tepatnya sebelum unggahan soal gelar kehormatan dibagikan, Raffi Ahmad justru dituding melakukan money laundry melalui bisnis miliknya.
Tudingan tersebut bermula dari ramainya kondisi bisnis kuliner milik Raffi Ahmad di kawasan BSD. Sempat viral di X, kondisi bisnis tersebut justru memprihatinkan.
Baca Juga: Biodata dan Agama Gita Savitri, Fotonya Dicatut Jadi Mahasiswa di UIPM
Jangankan ramai, bisnis milik Raffi bersama Kaesang Pangarep tersebut justru sepi dari pengunjung. Meski kemudian datang pembelaan dari warganet yang berbeda keberpihakan.
Ada yang menyebut jika aslinya, bisnis tersebut laris manis dan ramai pengunjung. Ada pula yang menyebut bahwa makanan dan minuman yang dijual pun menarik.
Lantas, seperti apa ulasan dari YouTuber review makanan soal bisnis kuliner kesekian dari seorang Raffi Ahmad?
Sebelum dugaan sepi pengunjung menggema di media sosial, bisnis kuliner Raffi di kawasan BSD itu sempat menarik perhatian dari YouTuber terkenal Jessica Jane. Berkunjung secara langsung, Jessida mengulas beberapa makanan yang dijual di sana.
Melalui video yang diunggah pada 27 Maret 2024 lalu, suasana dari bisnis Raffi tersebut terkuak. Dibandingkan dengan unggahan baru yang viral X, bisnis tersebut cukup digandrungi oleh pengunjung.
Baca Juga: Mengapa Raffi Ahmad Bisa Menerima Gelar Honoris Causa? Ini Aturan Dan Syaratnya
Menu yang dijual pun beragam. Mulai dari Soto Mie Bogor yang dijual dengan harga Rp30 ribu dan Kopyor Durian seharga Rp45 ribu.
"Sayang banget nih, aku mau tambahin garam. Kurang asih nih," kata Jessica Jane.
"(Untuk kopyor), ada segernya, kopyor-kopyor gitu. Ada daging duriannya tapi nggak terlalu banyak. Dagingnya lumayan jauh dari kata lembut," sambung Jessica Jane.
Meski begitu, secara overall, Jessica merasa kedua menu tersebut enak dinikmati. Beda dengan dawet pandan original yang memiliki lebih banyak kekurangan.
"Cendolnya terlalu kenyal, nggak hancur-hancur. Hancur (tapi lama) dan pegel. Rasa pandangannya nggak terlalu kerasa," kata Jessica.
"Ini lebih parah dari boba. Boba berbahaya bagi lambung karena susah dicerna," lanjutnya.