Suara.com - Jakarta World Cinema yang digelar pada 21-28 September 2024, berakhir sukses. Ini ditandai dengan jumlah penonton dari offline maupun online.
Tahun ini, Jakarta World Cinema menghadirkan 120 film yang berasal dari 61 negara. Sementara itu penonton yang menyaksikan acara ini adalah 42.500.
Jumlah tersebut adalah mereka yang menonton secara offline alias ke bioskop, 11.100 pengunjung dan mereka yang menyaksikan secara online, 31.400.
Festival tahun ini menampilkan berbagai judul terkenal. Termasuk 'Emilia Perez' karya Jacques Audiard, ,'Caught by the Tides' oleh Jia Zhang-ke, 'Flow oleh Gints Zilbalodis', 'Sing Sing' oleh Greg Kwedar.
Baca Juga: Acha Septriasa Bicara Pengalaman Pribadi Jadi Perantau di Negara Orang Lewat Film Air Mata Mualaf
Lainnya ada 'All We Imagine As Light' oleh Payal Kapadia, 'The Seed of the Sacred Fig' oleh Muhammad Rasoulof, 'A Traveler’s Needs' oleh Hong Sang-soo, dan 'Grand Tour' oleh Miguel Gomes, yang semuanya mendapat sambutan hangat dari penonton.
Frederica, Executive Director Jakarta World Cinema, berterima kasih kepada siapapun yang berkontribusi dalam festival film tahunan ini.
“Jakarta World Cinema tahun ini adalah perayaan nyata dari seni bercerita," katanya dalam penutupan acara, beberapa waktu lalu di CGV Grand Indonesia, Jakarta Pusat.
"Kami merasa terhormat dapat menjadi tuan rumah bagi pembuat film dari seluruh dunia, dan kami berharap festival ini terus mendorong kreativitas, dialog, dan kolaborasi. Dukungan dan antusiasme yang luar biasa dari penonton kami benar-benar membuat edisi ini luar biasa," imbuhnya memaparkan.
Selain film yang berasal dari luar negeri, ada pula film karya anak bangsa yang turut memeriahkan Jakarta World Cinema 2024.
Baca Juga: Yoriko Angeline Akui Sempat Takut Dicap Buruk Gara-Gara Jadi Istri Kedua di Film
Film tersebut diantaranya adalah Dewi, karya sutradara peraih Piala Citra, Herwin Novianto.
Film ini berkisah mengenai Dewi (Clara Bernadeth) yang merupakan seorang tuna rungu. Ia tinggal bersama sang kakek (Indro Warkop) yang sangat protektif.
Dewi yang ingin menemukan kebebasan, bertemu dengan Rino (Denny Sumargo) yang juga adalah seorang tunarungu. Di kondisi ini, keduanya pun saling jatuh cinta.
"Ini menjadi film yang jujur, nilai humanity-nya dan value yang jarang diangkat. Karena mungkin perspektif ini tidak komersial," terang aktor yang akrab disapa Densu ini.