Suara.com - Setelah absen selama beberapa tahun, Hanif Andarevi akhirnya kembali ke kancah musik Indonesia lewat album mini perdananya, Receiver. Dirilis oleh Trinity Optima Production, album yang berisi lima lagu ini menampilkan perkembangan penyanyi dan pencipta lagu berusia 21 tahun ini yang kini bercerita melalui musiknya.
Sebuah video musik arahan Baday Rayhan untuk focus track “Lost Satellite” juga akan tayang di kanal YouTube resmi Trinity Optima Production.
“Receiver adalah perjalanan yang menceritakan kebangkitan seseorang dari masa lalunya yang traumatis untuk kembali mencari arti kehidupan dan berdamai dengan segala yang terjadi di masa lalu,” kata Hanif.
“Ketika pertama kali membentuk album mini ini, aku membayangkan fase-fase bulan yang mewakilkan perubahan seseorang dari gelapnya masa lalu menuju masa depan yang sangat cerah dan penuh arti. Receiver adalah karya yang sangat personal dan penuh arti bagi aku karena ini adalah perjalananku dalam menavigasi identitas sebagai seniman dan manusia. Aku sempat berjuang untuk mencari makna dan orientasi sesungguhnya dalam musik, serta menemukan damai di antara musik dan akademia. Itulah tantangan utama yang harus kuhadapi selama vakum dari musik.”
Baca Juga: Bikin Meleleh, Lagu 'Pretty U': SEVENTEEN Ungkap Makna Manis Jatuh Cinta
Walau sempat menghilang dari kancah musik Indonesia, itu bukan berarti Hanif hilang dari musik itu sendiri. Ia menulis lagu-lagu untuk Receiver sambil menyelesaikan studi teknik biomedika di Jerman, lalu mengirim demo-demo yang direkam di kamar tidurnya ke produser-produser di Indonesia.
“Proses pembuatan mini album ini adalah momen sangat emosional di mana aku harus jujur dengan perasaanku dan menumpahkan segala perasaan tersebut ke dalam liriknya bersama co-writer-ku, baru membuat melodi sesuai alurnya. Lalu aku membuat demo masing-masing lagunya dan bekerja sama dengan berbagai produser untuk membangun aransemennya,” katanya. “Dalam upaya untuk kembali ke kancah musik, terjadilah ledakan ide dan kisah yang ingin disampaikan hingga terciptalah 15 lagu yang kemudian dikurasi untuk menceritakan perjalanan Receiver.”
Kelima lagu yang akhirnya terpilih untuk Receiver mewakili satu babak dari sebuah perjalanan. “Lost Satellite” dan “Wish We Never Happened”, dua lagu pertama yang masing-masing diproduseri oleh Ikki “CVX” Witjaksono dan Yoga Bagaspati, menggambarkan disosiasi akibat trauma masa lalu yang mengaburkan orientasi kehidupan.
Lalu “Tangerine Skies” garapan Arash Buana menjadi pengingat bahwa keindahan masih bisa ditemukan bahkan dalam kesepian tergelap sekalipun, sedangkan “Million Miles” yang ditangani Arash dan Farrel Cahyono menawarkan doa dan rasa syukur kepada orang-orang tercinta yang masih percaya kita. Akhirnya, “Horizon” yang diproduseri Diondjokoadi adalah lagu tentang merasa damai karena yakin akan baik-baik saja dalam situasi apa pun, dan walau di tengah momen-momen sulit dan pahit akan selalu ada sisi positif.
Lagu-lagu di Receiver mungkin akan mengagetkan bagi mereka yang kenal Hanif Andarevi melalui interpretasi lagu-lagu yang diunggahnya ke YouTube dan TikTok, atau mereka yang mendengar single-single pop Indonesia dari awal karirnya seperti “Juli” dan “Candu Sampai ke Nadi” yang dirilis di tahun 2020 setelah melalui program inkubasi Trinity Optima Production.
Baca Juga: Album Microphone Checka Volume 01 Jadi Wadah Musisi Hip-Hop Lokal untuk Tumbuh dan Memperluas Musik
Namun, bagi Hanif sendiri, kelima lagu yang diciptakannya bersama Lina Sjarief ini adalah dampak alami dari selera dan referensinya yang semakin berkembang.
“Beberapa tahun belakangan ini, aku menemukan kenyamanan dan makna dari cara berbagai musisi menyampaikan cerita yang personal dan emosional bagi mereka. Jadi aku mulai tertarik membuat musik dan lirik yang lebih berupa cerita atau perjalanan,” kata Hanif, yang menyebut Blondeoleh Frank Ocean, Punisher oleh Phoebe Bridgers, Lizzy McAlpine, Searows dan Conan Gray sebagai inspirasinya untuk Receiver.
Dengan kembalinya ke kancah musik, Hanif Andarevi berharap para pendengar Receiver juga bisa menemukan perjalanannya sendiri melalui kegelapan.
“Aku sangat berharap para pendengar bisa merasakan perjalanan Receiver. Aku percaya bahwa dalam masa-masa kegelapan, kita pasti tetap punya sebuah percikan kebaikan dan harapan di dalam hati yang menunggu waktu untuk bisa dibakar lagi,” katanya.
“Akan datang saatnya untuk berdamai dengan diri kita, dan akhirnya bisa navigasi ulang dan kembali mencari tujuan yang baru.” Persis seperti halnya Hanif Andarevi telah menemukan tujuan baru dalam bermusik melalui Receiver.