Suara.com - Meghan Markle, anggota keluarga Kerajaan Inggris, kembali menjadi sorotan atas dugaan perilakunya yang kasar terhadap staf.
Menurut klaim dari mantan staf kerajaan, istri Pangeran Harry tersebut disebut pernah berteriak selama 30 menit kepada seorang florist atau dekorator bunga melalui sambungan telepon.
Florist tersebut diduga memposting tentang karangan bunga yang sedang mereka buat secara online. Namun, florist itu tidak pernah secara langsung mengungkapkan bahwa Meghan adalah klien mereka.
Gara-gara dimarahi, florist tersebut sampai bersumpah tak akan pernah bekerja lagi dengan Meghan. Meskipun, bekerja dengannya sebuah kehormatan karena Meghan adalah anggota kerajaan.
Baca Juga: Putri Charlotte Diminta Kembalikan Hadiah Kerincingan Bayi Senilai Rp729 Juta, Apa Alasannya?
"Jika kamu bekerja untuknya, sering kali kamu diperlakukan seperti pekerja biasa yang bisa diperlakukan semena-mena, " katanya kepada The Sunday Time, dikutip Minggu (29/9/2024).
Klaim ini muncul setelah serangkaian tuduhan baru yang menyebut Meghan sebagai bos arogan dan kasar. Seorang mantan staf Sussexes bahkan menyebut Meghan memiliki "momen psikologis" di mana dia memperlakukan staf dengan buruk, baik secara langsung maupun melalui telepon.
"Dia baik saat semuanya berjalan sesuai keinginannya, tetapi berubah menjadi seperti iblis ketika keadaan berubah," ungkap seorang mantan staf kepada The Daily Beast.
Tuduhan ini muncul di tengah persiapan Meghan untuk meluncurkan acara memasak dan buku resep sebagai bagian dari merek gaya hidup barunya, American Riviera Orchard.
Beberapa mantan karyawan juga menggambarkan gaya manajemen Meghan seperti "diktator bersepatu hak tinggi" yang membuat orang dewasa menangis.
Baca Juga: Diktator Bersepatu Hak Tinggi? Staf Bongkar Sifat Asli Meghan Markle
Tuduhan soal perilakunya yang kasar tidak datang hanya dari satu sumber. Majalah The Hollywood Reporter melaporkan bahwa Meghan sering "mengeluarkan perintah" dan mengirim email dengan nada marah pada pukul 5 pagi.
Namun, tim komunikasi Meghan, termasuk kepala global komunikasi Archewell, Ashley Hansen, mencoba membantah tuduhan ini.
Meski demikian, lima mantan dan karyawan saat ini telah membela Meghan secara terbuka, menyebutnya sebagai "bos terbaik yang pernah ada".
Artikel di Us Weekly, yang dikenal dekat dengan pasangan Sussex, juga membantah rumor ini, tetapi dianggap oleh banyak orang sebagai taktik PR untuk memperbaiki citra Meghan.
Tuduhan ini datang di tengah meningkatnya spekulasi tentang ketidakstabilan di lingkungan kerja pasangan Sussex, dengan banyak staf yang mengundurkan diri dalam beberapa bulan terakhir.