Suara.com - Pandji Pragiwaksono mengulik kembali skandal pembelian video porno oleh Marshel Widianto. Pandji memperbincangkan hal tersebut ketika diundang menjadi bintang tamu dalam podcast The Authority.
Dilansir oleh Suara.com pada Senin (23/9/2024), Pandji secara terang-terangan menyebut jika seorang Marshel Widianto seharusnya mendekam di dalam penjara.
Bukan tanpa alasan, pandangan Pandji tersebut didasarkan pada riwayat Marshel yang pernah membeli video porno.
"Marshel harusnya dipenjara karena kasus ITE, yang beli bokep. Itu ada pasalnya. Dia mengaku beli bokep, itu ada pasalnya," kata Pandji Pragiwaksono.
Baca Juga: Respons Menohok Pandji Pragiwaksono Usai Kaesang Ngaku Nebeng Jet Pribadi Teman: Yang Bego Gue
Namun nyatanya, jangankan dipenjara, Marshel justru mendapatkan kesempatan untuk terjun ke dunia politik meski dipenuhi dengan banyak kontra.
"Seharusnya dia dipenjara tapi kita tahu dia nggak dipenjara. Pertanyaannya, siapa yang bantu Marshel untuk tidak dipenjara?" lanjut Pandji.
"Dan seberapa besar utang budi Marshel kepada orang yang membantunya untuk tidak dipenjara," kata Pandji.
Lebih lanjut, Pandji pun membahas mengenai keterkaitan antara kasus tersebut dengan pencalonan Marshel sebagai wakil walikota beberapa waktu lalu.
"Kalau orang yang nolong Marshel untuk tidak dipenjara minta Marshel jadi wakil wali kota, emang bisa nolak Marshel?" sambung Pandji.
Baca Juga: Abdur Arsyad Lega Marshel Widianto Tak Jadi Nyalon di Pilkada: Alhamdulillah Terselamatkan
Meski Pandji memiliki pandangan soal keterkaitan dua hal tersebut, tidak semua warganet memiliki pandangan yang sama. Termasuk ketika cuplikan dari podcast tersebut dibagikan ulang di TikTok @tepi.jurang6.
"Bukannya karena tidak untuk disebarluaskan?" tanya seorang warganet.
"Ya gak dipenjara ya sesimple itu gitu lho gimana sih cara jelasinnya, bahkan kalau dipenjara malah jadi komedi, serius nih Pandji mikirnya kayak gitu?" tambah yang lain.
"Ya harusnya dia ngomong pas kasus Marshel kalau ngomongnya sekarang ya kliatan banget kalau Pandji diarahkan," kritik yang lainnya.