Suara.com - Ahli hukum Andi Asrin tampaknya baru saja mempermalukan diri sindiri. Berdiri di hadapan banyak orang dan mendebat Roy Suryo, gelar profesor yang disandangkan untuknya kini diragukan.
Alih-alih memberikan titik terang, Andi bersikeras berada di pihak Kaesang Pangarep terkait skandal jet pribadi. Bahkan hingga perdebatan soal hal remeh mengenai istilah nebeng kini menjadi sesuatu yang serius.
Menurut logika pandangannya, nebeng yang dimaksudkan oleh Kaesang tak perlu disertai dengan keterlibatan pemilik jet pribadi secara langsung. Sosok pilot 'konon' bisa menjadi perwakilan.
"Kalau menurut saya, bisa saja orangnya tidak ikut, kan ada pilotnya. Kenapa (pemilik) harus ikut?" bunyi pendapat yang diutarakan oleh Andi Asrin, disadur oleh Suara.com pada Rabu (18/9/2024).
Baca Juga: Harga Tiket Pesawat Komersial Jakarta-LA: Lebih Mahal dari Jet Pribadi yang Ditebengi Kaesang?
Bukannya terselamatkan, Andi Asrun malah semakin didebat oleh Roy Suryo. Menurut mantan menteri tersebut, jika yang dimaksudkan oleh Andi adalah benar, itu bukanlah nebeng melainkan sekaligus meminjam.
"(Itu) nebeng atau minjem, Prof?" sanggah Roy Suryo setelahnya.
Perdebatan terus berlanjut dengan persoalan arti dan makna nebeng di KBBI. Siapapun yang berakhir menang, citra dari seorang Andi Asrun kini berada di ujung tanduk.
Julukan pembela hingga tukang cebok bahkan telah disematkan kepadanya oleh warganet. Gelar profesor yang disandangnya pun diperlakukan dengan cara yang sama dan berakhir diragukan.
Lantas, siapa sebenarnya Andi Asrun yang disebut Roy Suryo dengan profesor namun membuat publik semakin geram ini?
Hubungan antara Andi Asrun dengan Kaesang Pangarep mungkin dimulai dari keterikatannya dengan Gibran Rakabuming. Rekam jejak mencatat jika Andi adalah 'ahli' dari kubu Prabowo dan Gibran Rakabuming dalam sengketa Piplres 2024.
Saat itu, kehadirannya menimbulkan ketidaknyamanan hingga penolakan dari kubu lawan, yaitu Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. Bukan tanpa alasan, Andi sempat berada di pihak paslon 03.
Jabatan yang dimilikinya pun tak sembarangan. Muhammad Andi Asrun yang kini berlabel profesor ini dulunya adalah Direktur Sengketa Pilpres untuk Ganjar-Mahfud.
Berpindahnya keberpihakan Andi dari pasangan Ganjar-Mahfud ke Prabowo-Gibran Rakabuming juga menyisakan julukan menarik untuknya, yaitu pembelot.
Namun pria berjulukan pembelot ini tercatat pernah menimba Ilmu Hukum di Universitas Indonesia dengan fokus risetnya pun pada Hukum Tata Negara. Apakah kini Andi akan lebih merawat urusan Kaesang ketimbang hukum negara untuk kepentingan bersama?