Suara.com - Dalih 'nebeng' teman yang disampaikan Kaesang Pangarep di balik skandal jet pribadinya meninggalkan perdebatan. Tak hanya oleh publik di media sosial, namun juga para ahli.
Terkini, dalam tayangan dalam akun X @Qk1ng2 yang disadur oleh Suara.com pada Rabu (18/9/2024), skandal jet pribadi putra bungsu Jokowi itu memunculkan perdebatan mengenai makna dari kata nebeng.
Perdebatan sengit terjadi antara mantan Menteri Pemuda dan Olahraga , Roy Suryo dengan seorang profesor yang bersikeras berada di pihak Kaesang. Pembelaan terus diberikan oleh profesor bernama Andi Muhammad Asrun tersebut.
"Pesawat itu tidak benar, saya tegaskan sekali lagi di sini, tidak benar bahwa itu nebeng. (Karena) tidak ada temannya (memiliki jet pribadi)," tegas Roy Suryo dalam pernyataannya di sebuah acara televisi baru-baru ini.
Baca Juga: Anak Jokowi Ngaku Nebeng Pesawat Jet Teman, Ucapan Kaesang Disorot Eks Penyidik KPK, Apa Katanya?
Berangkat dari pernyataan tersebut, Andi Asrun memberikan bantahan dan menyatakan jika persoalan nebeng tidak harus diikutsertakan dengan kehadiran pemilik dari pesawat yang dimaksudkan. Bahkan pihak pilot dinilai bisa menjadi 'perwakilan' di sini.
"Kalau menurut saya, bisa saja orangnya tidak ikut, kan ada pilotnya. Kenapa (pemilik) harus ikut?" bantah Andi Asrun.
"Ini profesor saja, nebeng atau minjem, Prof?" tanya Roy Suryo yang tidak setuju atas logika yang digunakan oleh Andi Asrun dalam merespons.
Selain persoalan etimologi dari kata nebeng, penemuan mengenai jejak jet pribadi yang konon hanyalah 'tebengan' semata ikut dikulik. Kaesang dan Erina diduga tak hanya memanfaatkan jet untuk urusan perkuliahan namun juga rekreasi di Los Angeles.
"Awalnya dia nggak ke Philadelphia dulu. Setelah mengisi bahan bakar di bandara di Jepang, dia ke Los Angeles," ujar Roy Suryo.
Baca Juga: Mobil Mewah Tunggangan Kaesang Sepulang dari KPK: Pajak Setara Honda Beat, Harga Platnya Mahal
"Itu tetap statusnya nebeng," sanggah Andi Asrun lagi.
Meski Andi terus bersikeras membenarkan dalih nebeng teman yang digunakan oleh Kaesang Pangarep, publik tidak berada di pihaknya. Intelektualitas dari pria yang kini bergelar profesor tersebut dipertanyakan.
"Itu profesor apa? Tugasnya cuma jadi tukang cebok Kaesang, kira-kira itu orang dapat cuan berapa ya," heran seorang warganet.
"Si profesor mendadak bego demi membela si Kaesang," tambah yang lain.
"Profesor kok mulutnya kayak kompresor," sindir warganet.
"Para Lamiet tetap akan membela majikannya. Walau profesor sekalipun harus gila karenanya," timpal warganet lainnya.