Infografis
If the world was ending, I'd wanna be next to you
Jika dunia ini kiamat, aku ingin berada di sampingmu
If the party was over and our time on Earth was through
Jika pesta ini usai dan waktu kita di Bumi berakhir
I'd wanna hold you just for a while
Aku ingin memelukmu sebentar saja
And die with a smile
Dan mati dengan senyuman
If the world was ending, I'd wanna be next to you
Jika dunia ini kiamat, aku ingin berada di sampingmu
Right next to you
Tepat di sampingmu
Next to you
Di sampingmu
Right next to you
Tepat di sampingmu
Oh-oh-oh
If the world was ending, I'd wanna be next to you
Jika dunia ini kiamat, aku ingin berada di sampingmu
If the party was over and our time on Earth was through
Jika pesta ini usai dan waktu kita di Bumi berakhir
I'd wanna hold you just for a while
Aku ingin memelukmu sebentar saja
And die with a smile
Dan mati dengan senyuman
If the world was ending, I'd wanna be next to you
Jika dunia ini kiamat, aku ingin berada di sampingmu
If the world was ending, I'd wanna be next to you
Jika dunia ini kiamat, aku ingin berada di sampingmu
I'd wanna be next to you
aku ingin berada di sampingmu
Kata-kata seperti "If the world was ending, I'd wanna be next to you" memberikan gambaran jelas tentang cinta yang abadi, meski harus menghadapi akhir dunia. Pesan dalam lagu ini menyentuh banyak orang, menggambarkan betapa kehadiran orang yang dicintai mampu menghapus semua keresahan, dan membuat kehidupan terasa lebih bermakna.
Dengan lirik mendalam yang mudah diikuti, Lady Gaga dan Bruno Mars berhasil menciptakan lagu yang tidak hanya menyentuh hati tetapi juga menghadirkan pengalaman emosional yang kuat bagi para pendengarnya. "Die With A Smile" berhasil menyatukan emosi, cinta, dan keteguhan yang begitu mendalam—menjadi anthem cinta universal di era modern ini.
