Suara.com - Ibnu Jamil mengungkap sisi lain yang selama ini jarang ditampilkan ke publik. Usai mendapat peran di film Tepatilah Janji yang bertema politik, sang aktor baru bercerita bahwa ia cukup sering mengikuti sepak terjang para politisi.
"Seneng aja," ungkap Ibnu Jamil di sela kunjungannya ke redaksi Suara.com di kawasan Mega Kuningan, Jakarta belum lama ini.
Diam-diam, Ibnu Jamil pun punya keresahan soal situasi politik yang kini dihadapi masyarakat Indonesia. Ia keberatan kalau cuma rakyat yang disalahkan atas berbagai pelanggaran peraturan.
"Saya nggak setuju ketika rakyat yang selalu disalahkan dari sebuah kebudayaan atau ketidakteraturan suatu tempat," beber Ibnu Jamil.
Ibnu Jamil mengambil contoh nyata dari kasus semrawutnya pengelolaan kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta beberapa tahun lalu. Pergantian manajemen dirasa Ibnu cukup ampuh untuk mengatasi masalah.
"Misal, ada sebuah tempat, tapi orang yang ada di tempat itu sembarangan, tidak teratur, seenaknya. Contoh GBK lah, beberapa tahun yang lalu kan orang jualan sembarangan, parkir sembarangan. Saya pun sempet merasakan parkir bener-bener nempel ke stadion utama," kisah Ibnu Jamil.
"Begitu sekarang punya sistem yang baru, semua berubah. Masyarakatnya ikut berubah," lanjut suami Ririn Ekawati.
Sama halnya seperti pergolakan dunia politik yang kini dihadapi masyarakat, Ibnu Jamil ingin para pemimpinnya dulu yang tahu cara mematuhi aturan.
"Jadi, kepalanya emang harus mempunyai peraturan dan menjalankan peraturan dengan tegas. Ketika memang ada yang melanggar, ya berikan punishment supaya ada efek jera. Dari situ, bisa terbentuk ekosistem yang lebih sehat, ekosistem yang diinginkan," kata Ibnu Jamil.
Baca Juga: Kedatangan Paus Fransiskus, Ini Pengalihan Arus di Sekitar Stadion Gelora Bung Karno
Ibnu Jamil yakin, masyarakat tidak akan membuat gaduh kalau mereka yang dianggap pemimpin rakyat bisa amanah dalam menjalankan tugasnya.
"Jadi, tidak semata-mata kesemrawutan warga itu karena warganya yang nggak tahu diri. Kalau kepalanya memang tidak becus, tidak disiplin, tidak tegas, itu juga jadi sumber masalah," tandas Ibnu Jamil.