Suara.com - Kaesang Pangarep dan Erina Gudono diduga menikmati momen dengan menaiki jet pribadi di tengah kisruh RUU Pilkada dan Kawal Putusan MK di Indonesia. Dugaan ini muncul dari unggahan Erina yang didukung oleh unggahan setipe dari sang kakak, Nadya Gudono.
Keputusan Kaesang bersama Erina untuk menaiki jet pribadi ini sangat disayangkan oleh publik. Ada dugaan bahwa mereka menaiki jet pribadi bertipe Gulfstream G650.
Dilansir oleh Suara.com pada Jumat (23/8/2024), pesawat yang diproduksi oleh Gulfstream Aerospace Corporation ini menawarkan harga sekitar US$13.000 hingga US$16.000 per jam. Angka tersebut setara dengan Rp200 juta-Rp248 juta.
Sementara itu, perjalanan dari Indonesia menuju Amerika Serikat bisa memakan waktu sekitar 24 jam. Jika dihitung berdasarkan harga dan waktu, Kaesang dan Erina diduga mengeluarkan dana sekitar Rp5,5 miliar satu kali jalan.
Baca Juga: Perbedaan Semester dan Trimester, Mana yang Lebih Tepat untuk Menghitung Usia Kehamilan?
Berpindah dari persoalan harga sewa pesawat, aspek lingkungan pun disoroti dengan ramainya isu Kaesang Pangarep dan Erina Gudono mengenakan jet pribadi. Mari berbicara soal emisi karbon yang disumbang dari penggunaan jet pribadi tersebut.
Melansir dari unggahan di akun X, @bunnychocobear, pasangan yang menikah pada 2022 lalu ini menyumbang kisaran jutaan ton emisi gas karbondioksida hanya dari satu jet pribadi tersebut.
"Bayangkan emisi gas karbon dioksida yang sudah keluar sekian juta ton hanya dari satu pesawat jet pribadi Kaesang dan Erina. Apa sudah enggak semakin hancur dunia ini," tulis seorang warganet.
Lebih lanjut, akun @TrendAsia_Org mencoba melakukan perhitungan dengan lebih detail. Dimulai dari fakta bahwa jet pribadi dengan tipe Gulfstream G650 menyumbang emisi karbon lima kali lipat lebih besar dari pesawat komersial.
Pesawat pribadi ini memiliki sekitar 16 seat. Di mana satu seat yang digunakan untuk satu orang bisa menyumbang emisi karbon sebesar 5.220 kilogram, lima kali lebih besar dari 1.110 kilogram untuk satu seat dari pesawat komersial.
Namun angka tersebut bisa bertambah dengan lebih besar jika 16 seat tidak digunakan secara penuh. Alias ada beberapa kursi yang memang dikosongkan.
"Dengan 16 kursi, jet Gulf mengeluarkan sekitar 5.2220 kilogram karbondioksida untuk setiap oranh, loma kali lebih parah dari sebuah pesawat komersial (1.110 kilogram). Jika beberapa kursi kosong? Emisi karbon akan bertambah," bunyi keterangan yang disertakan, dilansir oleh Suara.com.
Angka 5.220 kilogram karbondioksida itu tidak berhenti di sana. Angka ini masih harus dikalikan dengan waktu perjalanan yang ditempuh oleh Kaesang dan Erina Gudono.
Jika waktu yang ditempuh kurang lebih 24 jam, emisi karbonnya memang mencapai jutaan ton. Tepatnya adalah 5.220 dikalikan dengan 16 (seat) dan dikalikan kembali dengan 24 (jam), mencapai angka 2 juta ton emisi karbondioksida.
Mirisnya, pada saat yang sama, Indonesia tengah menghadapi krisis iklim. BRIN menyatakan ada sekitar 115 pulau di Indonesia yang terancam tenggelam akibat kenaikan permukaan air laut yang disebabkan oleh faktor pemanasan global.