Suara.com - Komika Ernest Prakasa mendadak meminta maaf kepada publik lantaran dahulu sempat memilih Joko Widodo sebagai Presiden Indonesia pada Pilpres 2014 dan 2019.
Permintaan maaf tersebut diungkap Ernest Prakasa tepat di hari masyarakat melakukan aksi demonstrasi menolak revisi RUU Pilkada terkait aturan kepala daerah yang dilakukan DPR RI.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban, Ernest Prakasa pun turut melantangkan suaranya disaat demokrasi sedang 'diacak-acak' oleh sejumlah oknum untuk kepentingan pribadi.
Melalui sebuah unggahan Instagram pada Kamis (22/8/2024), Ernest Prakasa mengungkapkan rasa bersalahnya.
Baca Juga: Heboh "Peringatan Darurat", Kaesang dan Erina Gudoo Malah Lagi Foya-Foya di California
"'Baru sadar lu?', 'Bukannya itu junjungan lu?'. Iya. Saya pendukung Jokowi, di 2014 maupun 2019. Maafkan saya telah memiliki andil dalam semua ini," tulisnya.
"Tapi justru karena itu. Sekarang, sebagai bentuk tanggung jawab, saya tidak akan diam karena amanat rakyat telah dikhianati," tegasnya.
Produser film ini juga mengakui keluguannya dahulu. Namun kini dirinya sadar bahwa orang yang didukungnya dulu sudah tidak sama lagi.
"Saya akui, dulu saya terlalu lugu. Tetapi saya tidak akan bisa memaafkan diri saya bila memilih untuk diam dalam malu di saat genting seperti ini," akunya.
Ernest Prakasa pun mengajak masyarakat, yang baik dulunya memilih Joko Widodo atau tidak, untuk bersatu memperjuangkan demokrasi rakyat.
Baca Juga: Lulus Bergelar Cumlaude, Erina Gudono Dihujat Gara-Gara Salah Tulis Usia Kehamilan
"Siapa pun presiden pilihanmu di masa lalu, ini waktu kita untuk bersatu," tegasnya.
Pengakuan Ernset Prakasa ini mendapat dukungan dari warganet dan rekan public figure, termauk ustaz Felix Siaw dan Meisya Siregar.
"Ini baru sadar. Semua orang berhak memilih. Dan berhak untuk kecewa. Berhak untuk protes dan kritik dalam waktu bersamaan," kata Meisya Siregar.
"Rispek abangku," imbuh ustaz Felix Siauw.
"Lebih salut dengan orang-orang yang gentleman mau mengakui kesalahannya dan mencoba memperbaiki demi Indonesia lebih baik, daripada yang baru demi ego dan gengsi diri sendiri," kata Emil Kusumo.