Suara.com - Gemerlapnya kehidupan Erina Gudono ketika warganet digonjang-ganjing oleh permasalahan politik yang dianggap menguntungkan Kaesang Pangarep, menuai rasa marah dari publik.
Beragam komentar negatif mau tak mau harus dihadapi oleh Erina Gudoni, baik di platfotm X maupun medi sosial Instagram. Salah satunya soal keputusan Erina yang memamerkan liburan di Amerika sembari terang-terangan mengaku membeli makanan seharga Rp400 rubu.
Sikap Erina yang tampak di media sosial itu disambut dengan julukan baru untuknya. Marie Antoinette-coded, begitulah bunyi julukan untuk menantu paling muda dari Presiden Jokowi tersebut.
Lantas, siapa sebenarnya sosok Marie Antoinette yang disebut mirip dengan Erina Gudono ini?
Baca Juga: Revisi Kilat UU di DPR jadi 'Karpet Merah' Kaesang di Pilkada, Wajar Bikin Banteng Ngamuk!
Ditelusuri dari beragam sumber oleh Suara.com pada Kamis (22/8/2024), Marie Antoinette bisa dibilang sebagai salah satu tokoh sentral dalam Revolusi Perancis. Lahir dengan nama Maria Antonia Josepha Johanna, Marie adalah ratu terakhir Perancis sebelum Revolusi Perancis mengubah segalanya di negeri tersebut.
Marie menikah dengan Raja Louis XVI saat sang raja masih menjadi putra mahkota. Tentu saja, Marie berasal dari keluaga aristrokat.
Latar belakang Marie Antoinette ini yang kemudian juga disangkutpautkan dengan Erina Gudono. Tidak dimungkiri bahwa istri Kaesang Pangarep itu berasal dari keluarga kalangan menengah ke atas.
Kembali ke Marie Antoinette, perempuan yang berasal dari Austria ini sebenarnya dikenal sebagai ikon fesyen. Namun pada saat yang sama, kecintaannya pada fesyen yang menguras banyak dana negara memunculkan rasa marah dari warga.
Posisinya sebagai ratu dengan hobi yang tidak murah seperti berpesta hingga berburu bak pil pahit bagi warga Perancis saat itu. Perancis dihadapkan pada kemerosotan ekonomi bahkan sebelum suami dari Marie Antoinette, Raja Louis XVI naik tahta.
Belum lagi, ada dugaan bahwa Marie Antoinette menggunakan tepung di wig miliknya. Sementara pada saat yang sama, warga Perancis kesulitan secara finansial untuk mendapatkan tepung demi bisa membuat roti dan memenuhi rasa lapar mereka.
Gaya hidup yang dimiliki oleh Marie Antoinette ini kemudian membuat namanya semakin tidak disuaki dan digambarkan dengan kata-kata yang tidak menyenangkan. Marie disebut sebagai ratu yang sembrono, egois, hingga tidak bermoral.
Meski begitu, beberapa sejarawan menunjukkan ketidaksetujuan atas disalahkannya Marie Antoinette dari terjadinya Revolusi Perancis. Saat itu, Perancis dinilai memang amburadul dalam berbagai aspek dan Marie hanyalah faktor tambahan yang kemudian menjadi kambing hitam.
Marie Antoinette berakhir dengan dieksekusi dengan guillotine usai Revolusi Perancis terjadi. Marie mulanya menolak untuk mengikuti rencana pelarian diri yang dikhususkan untuk keluarga kerajaan.
Itulah kisah singkat dari sosok Marie Antoinette yang kini disandingkan dengan Erina Gudono. Sahabat Suara.com, bagaimana menurut Anda?