Suara.com - Raditya Dika ikut bersuara soal wacana adanya revisi UU Pilkada selepas putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait pemilihan kepala daerah (Pilkada) baru-baru ini.
Belakangan ini tanda pagar (tagar) Kawal Putusan MK memang ramai digaungkan di media sosial X. Banyak masyarakat, termasuk publik figur turut meramaikan media sosial masing-masing dengan mengunggah foto burung Garuda dengan latar berwarna biru serta tulisan “Peringatan Darurat”.
Nama komika Raditya Dika ikut muncul menjadi salah satu orang yang memprotes terkait sikap DPR yang dianggap ingin mengabaikan putusan MK terkait syarat pencalonan kepala daerah dalam Pilkada mendatang.

Melalui media sosialnya, pemain film Malam Minggu Miko itu turut mengunggah poin-poin yang disorot terkait Pilkada 2024.
“Ada upaya dari kelompok Koalisi Indonesia maju untuk memastikan bahwa Pilkada di berbagai daerah melawan kotak kosong atau calon independen yang tidak dikenali masyarakat,” tulis Raditya Dika dikutip pada Kamis (22/8/2024)
Pada poin selanjutnya, suami dari Anissa Aziza itu juga menyoroti terkait putusan MK yang mengatur syarat ambang batas atau threshold bagi partai politik untuk mengajukan calon kepala daerah. Menurut komika tersebut, putusan tersebut bisa saja membuat lebih banyak lagi calon-calon kepala daerah baru.
Raditya Dika berharap agar masyarakat bisa lebih melek terhadap kondisi negara saat ini. Penulis buku Kambing Jantan itu juga berharap agar informasi terkait mengawal putusan MK itu bisa disebarluaskan.
“Kita harus sebarkan, agar banyak orang sadar kalau kondisi tidak baik-baik saja dan kita harus dorong supaya undang-undang tidak diubah sesuka hati,” ungkapnya.
Di akhir unggahannya pemain film Manusia Setengah Salmon itu menuliskan tagar Kawal Putusan MK, Tolak Pilkada Akal-akalan dan Tolak Politik Dinasti.
Baca Juga: Hari Ini Partai Buruh Kerahkan 5.000 Orang Geruduk DPR, Siap Lawan Perubahan Putusan MK!

Unggahan Raditya Dika yang kini turut bersuara soal politik di negeri ini menjadi sebuah hal yang cukup mengejutkan, mengingat selama ini komika tersebut jarang membahas isu-isu politik yang sedang terjadi di Indonesia.