Suara.com - Ade Jigo dan warga korban penggusuran lahan di kawasan Gunung Balong, Lebak Bulus, Jakarta masih meyakini bahwa hak mereka dirampas mafia tanah. Mereka mengklaim punya bukti kejanggalan di balik eksekusi pengosongan lahan pada 4 Juli 2024.
Pertama, Ade Jigo membahas perbedaan isi obyek sengketa dari putusan Peninjauan Kembali yang dikeluarkan Mahkamah Agung, dengan apa yang tertera dalam surat eksekusi dari Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
"Jadi di surat terakhir, ada penambahan. Seminggu sebelum eksekusi itu ada penambahan. Dari yang awalnya cuma RT 09, tiba-tiba jadi ada RT 011," kata Ade Jigo, ditemui di kantor Kelurahan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Rabu (21/8/2024).
"Yang ditambahin bukan tanah satu dua meter, tapi satu RT. Seakan-akan kayak, 'Ini udah lah, tanggung. Dekatan kan, sekalian lah'," ujar mantan rekan duet almarhum Aa Jimy ini.
Kedua, ada perbedaan alamat obyek sengketa yang tertera dalam gugatan, dengan rumah-rumah yang kini telah digusur.
"Kami semua ini warga yang tadinya ada di RT 11. Dari dulu, orang tua saya di RT 11," imbuh Ade Jigo, dalam penjelasan tambahannya kepada tim Suara.com lewat pesan singkat.
Selain dua yang sudah disampaikan, Ade Jigo mengklaim masih punya bukti kejanggalan lain dari eksekusi pengosongan lahan tempo hari. Namun, hal itu belum bisa disampaikan karena masih disimpan untuk langkah hukum berikutnya.
"Kami belum bisa ungkapkan di sini, karena itu juga akan jadi strategi kami ke depannya," tutur Ade Jigo.
Baca Juga: Kasus Sengketa Tanah Warisan, Ade Jigo Sebut Warga di Lokasi Penggusuran Mulai Dibuat Tak Nyaman
Sebelumnya diberitakan, Ade Jigo dan para warga korban penggusuran akan mengajukan gugatan baru ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan untuk melawan hasil eksekusi lahan. Rencananya, berkas akan didaftarkan pekan depan.