Viral Kasus Kematian Mahasiswi PPDS Undip, Tompi Singgung Budaya Nakes Junior Takut Beri Kritik

Yazir FaroukIsmail Suara.Com
Senin, 19 Agustus 2024 | 21:45 WIB
Viral Kasus Kematian Mahasiswi PPDS Undip, Tompi Singgung Budaya Nakes Junior Takut Beri Kritik
Dokter Tompi ditemui di kliniknya kawasan Bintaro, Tangerang Selatan pada Senin (22/7/2024). [Rena Pangesti/Suara.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dokter sekaligus penyanyi Teuku Adifitrian alias Tompi memberikan pandangannya mengenai budaya senioritas di dunia kedokteran Indonesia.

Tompi menyoroti bagaimana lingkungan rumah sakit selama ini terdapat tekanan yang besar bagi tenaga kesehatan (nakes) muda atau junior.

Menurut Timpi, nakes muda umumnya enggan mengkritisi atau mengoreksi tradisi yang ada. Meskipun, merasa tak nyaman atau tak setuju dengan situasi.

"Seberapa banyak sih nakes junior yang berani menyampaikan kritik/ketidaksetujuan akan sesuatu yang berlangsung di RS-dunia praktik kedokteran?" tulis Tompi melalui akun X-nya, yang dikutip pada Senin (19/8/2024).

Baca Juga: Permintaan Maaf Atta Halilintar ke Haji Faisal Disebut Template Seperti ke Tompi: Malah Menyalahkan Kru

Tompi menyebut bahwa hanya sedikit tenaga kesehatan yang berani mengoreksi seniornya. Jika ada yang berani bersuara, mereka melakukannya dengan sangat hati-hati agar tidak menimbulkan konsekuensi buruk bagi diri mereka sendiri.

"Kalaupun berani menegur, bunyinya akan penuh dengan 'ijin menyampaikan… atau maaf kalau bisa…'," lanjut Tompi.

Dokter Tompi ditemui di kliniknya kawasan Bintaro, Tangerang Selatan pada Senin (22/7/2024). [Rena Pangesti/Suara.com]
Dokter Tompi ditemui di kliniknya kawasan Bintaro, Tangerang Selatan pada Senin (22/7/2024). [Rena Pangesti/Suara.com]

Lebih lanjut, Tompi menjelaskan bahwa rasa takut untuk bersuara ini sering kali berakar dari risiko dikucilkan atau dianggap sebagai orang yang keras kepala oleh senior.

Kondisi ini, menurutnya, membuat banyak tenaga kesehatan muda merasa tertekan dan memilih untuk diam.

"Kenapa jadi takut? Karena begitu ada yang berani bunyi, dianggap keras kepala, dosanya diungkit-ungkit, dan jadi terkucilkan. Yang setuju angkat tangan," tulis Tompi.

Baca Juga: Tompi dan Haji Faisal Sama-Sama Tegas Tegur Atta Halilintar, Ada yang Sampai Gunakan Kata Bodoh

Dokter Tompi ditemui di kliniknya kawasan Bintaro, Tangerang Selatan pada Senin (22/7/2024). [Rena Pangesti/Suara.com]
Dokter Tompi ditemui di kliniknya kawasan Bintaro, Tangerang Selatan pada Senin (22/7/2024). [Rena Pangesti/Suara.com]

Diduga, tulisan Tompi ini terkait dengan kasus dugaan perundungan mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Diponegoro yang menimpa Aulia Risma Lestari.

Aulia diduga mendapatkan perundungan ketika praktik di RSUP Kariadi Semarang, Jawa Tengah, hingga putuskan bunuh diri dengan menyuntik dirinya sendiri menggunakan obat bius, sehari sebelum meninggal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI