Suara.com - Aurelie Moeremans punya cara berbeda rayakan hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-79. Artis bernama lengkap, Aurelie Alida Marie Moeremans merayakan Hari Ulang Tahun ke-79 Republik Indonesia dengan cara yang berbeda dan penuh makna.
Melalui unggahan di akun media sosialnya, Aurelie mengungkapkan rasa bangganya sebagai orang Indonesia saat berpose di depan rumah adat Kampung Todo di Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Aurelie, yang lahir di Brussel, Belgia pada 8 Agustus 1993, menceritakan sejarah kelam namun bermakna yang tersimpan di rumah adat tersebut.
Dalam unggahannya, dia menjelaskan bahwa rumah tersebut menyimpan sebuah gendang yang dibuat dari bagian perut seorang perempuan cantik.
Baca Juga: Bak Foto Prewedding, Pemotretan Perdana Aurelie Moeremans dan Tyler Bigenho Bikin Baper
Perempuan tersebut, dalam legenda lokal, menjadi perebutan tujuh kerajaan, dan tubuhnya dibagi menjadi tujuh bagian agar setiap kerajaan mendapat bagian.
"Di belakangku adalah rumah tradisional yang menyimpan sejarah kelam namun penuh makna di Kampung Todo, Manggarai," tulis Aurelie dalam caption-nya, seperti dikutip dari Beritasatu.com pada Sabtu (17/8/2024).
"Rumah ini menyimpan gendang yang terbuat dari bagian perut seorang perempuan cantik yang menjadi rebutan tujuh kerajaan dalam legenda lokal," sambungnya.
Aurelie menambahkan bahwa konflik antara kerajaan-kerajaan di masa lalu ini menjadikan warisan budaya tersebut penting untuk dikenang di era modern.
Menurutnya, ini adalah simbol semangat untuk merdeka dan pelajaran bagi generasi sekarang.
Baca Juga: Dari Status Kegep Jadi Ayah, Tyler Bigenho Mulai Pamer Mesra dengan Aurelie Moeremans
Tambur yang terbuat dari tubuh wanita tersebut hanya boleh dibuka saat upacara adat tertentu, karena dianggap membawa kesialan jika dibuka di luar ritual.
Ini, menurut Aurelie, menunjukkan betapa kaya dan kompleksnya warisan budaya Indonesia, yang tetap relevan meskipun dunia telah memasuki era modern dan teknologi canggih.
Di akhir unggahannya, Aurelie berharap agar generasi muda Indonesia terus menghargai sejarah dan warisan budaya yang telah ditinggalkan oleh para pendahulu bangsa.
"Ini adalah pengingat tentang tradisi dan cara nenek moyang kita menyelesaikan konflik. Meskipun cerita ini terdengar tragis, ia tetap menjadi bagian penting dari warisan budaya kita," tutupnya.