Suara.com - Dinar Candy belakangan mendapat label negatif gara-gara memacari pengusaha Arfandi Susilo alias Ko Apex. Banyaknya fasilitas mewah yang diberikan sang pacar membuat Dinar dianggap cuma menghabiskan uang Ko Apex.
Padahal, tidak semua kemewahan Dinar Candy bersumber dari Ko Apex. Malah, sebagian besar didapat dari pekerjaannya sebagai DJ dan pengelola dua kelab malam di Jakarta.
"Aku kan punya dua kelab. Yang di Senopati ini gedungnya sewa, tapi 100 persen punyaku. Kalau yang di Kelapa Gading, memang ada beberapa investor," ujar Dinar Candy kepada tim Suara.com, ditemui di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Baca Juga: Dinar Candy Pilih Main di Kelab Malam Kecil Ketimbang Festival, Bayarannya Lebih Jelas
Dinar Candy memakai uangnya sendiri untuk membesarkan kelab malam pertamanya di kawasan Senopati, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Dinar masih ingat betul bagaimana ia menguras tabungan untuk kebutuhan kelab malam di bulan-bulan awal beroperasi.
"Yang di Senopati ini jatuh bangunnya aku sendiri banget. Waktu awal-awal jalan itu masih nombok gedung, masih nombok listrik, masih nombok karyawan," ujar Dinar Candy mengenang.
Bahkan di masa itu, uang manggung Dinar Candy pun dipakai untuk membayar gaji karyawan kelab malamnya.
"Jadi aku tuh dulu, kayak misal pas lagi show ke luar kota, kan dapet uang tuh. Nah, uang itu aku bayar-bayarin ke mereka (karyawan)," imbuh Dinar Candy.
Sudah tidak terhitung berapa banyak uang pribadi yang digelontorkan Dinar Candy untuk membesarkan kelab malam miliknya. Untungnya, pengorbanan perempuan berdarah Sunda membuahkan hasil positif.
"Wah, udah boncos banyak banget. Tiga bulan pertama itu masih bayar, bayar, bayar. Nah, pas bulan keempat udah mulai bisa jalan sendiri. Udah lega lah setelah itu," ucap Dinar Candy.
Beban Dinar Candy pun lebih ringan saat menjalankan bisnis kelab malam keduanya di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Keberadaan investor membuat Dinar tidak kelewat pusing dengan urusan keuangan.
"Kalau yang di sana, saling support. Aku tinggal periksa laporan keuangannya aja," tutur Dinar Candy.
Dinar Candy sendiri memilih menjalankan bisnis kelab malam karena merasa punya potensi lebih dalam mengembangkan pasarnya. Pengalaman sebagai DJ jadi salah satu poin kuncinya.
"Kan sebagai DJ, aku udah tur ke seluruh kota dan bahkan sampai Asia. Jadi harusnya aku tahu cara me-manage dan marketing dari kelab malam itu. Ya alhamdulillah, semua ini berkat hasil belajar aku," kata Dinar Candy.