Suara.com - Umay Shahab menjadi satu di antara produser muda yang berani membuat film dokumenter. Karyanya hadir lewat All Access-to Rossa 25 Shining Years.
Umay Shahab menuturkan, selama dekade terakhir ini, tak banyak rumah produksi yang menggarap dokumenter penyanyi.
Setahunya, baru ada film dokumenter Raisa yang diproduksi Imajinari. Baru setelahnya, Sinemaku Picture yang ditangani Umay Shahab dan Prilly Latuconsina menghadirkan Rossa.
"Di era ini, dekade ini, PH mana lagi selain Sinemaku Picture dan imajinasi yang bikin dokumenter seorang musisi," kata Umay Shahab kepada Suara.com ditemui di Plaza Indonesia, Jakarta Pusat pada Senin (29/7/2024).
Baca Juga: Dibongkar Umay Shahab, Film Dokumenter Rossa Ternyata Ide Impulsif Prilly Latuconsina
Karena itu, Umay Shahab merasa bersyukur bisa menggarap film dokumenter Rossa. "Kami PH yang baru tumbuh tapi punya kesempatan bikin dokumenter, itu adalah blessing," ujar mantan penyanyi cilik ini.
Bukan hanya berupa berkah, Umay Shahab juga menganggap film dokumenter Rossa di Sinemaku Picture adalah warisan.
"Keberhasilan film ini bukan lagi angka, tapi diukur dengan orang nonton film ini dan suka. Jadi legacy," imbuh Umay Shahab.
"Bukan buat Teh Ocha dan keluarga, tapi juga kami, Sinemaku Picture," imbuh sineas 23 tahun ini.
Maka dengan hadirnya film dokumenter, makin banyak lagi portofolio yang dimiliki rumah produksinya.
Saat disinggung apa lagi yang menjadi ambisinya, Umay Shahab tidak membuat patokan. Ia hanya berprinsip mau terus membuat film.
"Goalnya, saya mau bikin film aja sampai saya mati," tutur Umay Shahab sembari tersenyum.