Suara.com - Dikenal sebagai sosok yang private, Rossa mengejutkan publik dengan kehadirannya dalam podcast milik Denny Sumargo baru-baru ini.
Melalui podcast tersebut, ibu satu anak ini membongkar beberapa hal mengenai kehidupan pribadinya hingga perjalanan karier.
Secara khusus, soal karier, Rossa akhirnya berbicara mengenai keputusannya untuk merilis ssebuah film dokumentar mengenai dirinya. Film yang dijadwalkan tayang pada Agustus mendatang ini berjudul All Access Rossa 25 Shining Years.
Film ini tentu saja disambut hangat oleh para penggemar. Tidak sedikit yang menantikan dokumenter seperti dari seorang Rossa yang sudah berkarya di dunia musik selama kurang lebih puluhan tahun.
Baca Juga: Usai Raisa, Giliran Perjalanan Rossa Diangkat Jadi Film Dokumenter
Meski begitu, Rossa justru bersikap dengan merendah. Melalui tayangan di akun TikTok @pecintarossa96, pemilik nama lengkap Sri Rossa Roslaina Handiyani ini mengungkapkan soal harapan yang dimilikinya dari rilisnya film dokumenter All Access Rossa 25 Shining Years.
Rossa menegaskan bahwa dirinya tidak ingin dipuja-puja berkat rilisnya film dokumenter tersebut. Hal itu pertama kali disampaikannya kepada Prilly Latuconsina, pihak yang memberikan ide soal dokumenter Rossa ini.
"Gue bilang, 'gue nggak mau (film) yang (berkesan) kayak dipuja-puja gitu. Kayak, apaan sih? Malu'. Kayak gitu tuh, nggak mau aku," tegas Rossa.
Menurut Rossa, film dokumenter yang tepat adalah yag berguna bagi orang lain. Terutama mereka yang telah meluangkan waktu untuk menontonnya dan merasakan kisah yang mirip di kehidupan nyata.
"Kalau misalnya gue (bikin) film dokumenter, itu mungkin, yang pasti harus berguna buat orang lain. Di luar sana, pasti banyak yang senasib sama gue, sama dia (anak Rossa)," ujar Rossa.
Baca Juga: Duar!! Kena Ledakan Granat, Raisa Dilarikan ke Rumah Sakit
Lebih lanjut, Rossa menuturkan sasaran seperti apa yang dimaksudkannya di balik produksi film dokumenter tentang dirinya tersebut.
"Ibu-ibu yang kerja sembari ngurus keluarganya, pasti banyak. Ibu tunggal, yang kepala dijadiin kaki, kaki dijadiin kepala, pasti banyak. Anak-anak yang cuma punya satu Ibu, bapaknya pisah (cerai sama ibunya)," tambah Rossa.
Sikap Rossa yang merendah soal film dokumenter miliknya ini langsung disorot dan dibandingkan dengan Raisa. Pasalnya, Raisa terlebih dahulu merilis film dokumenter berjudul Harta Tahta Raisa.
"Raisa baru seumur jagung kariernya udah bikin film dokumenter," ujar warganet.
"Kalau sekelas Rossa mah bikin dokumenter udah layak, diva Indonesia dan aktif sampe sekarang dari zaman dulu. Lah Raisa?" tambah yang lain.
Sebagai tambahan informasi, film dokumenter Raisa ditayangkan pada bulan Juni 2024 lalu. Meski nama Raisa sangat populer, film tersebut hanya meraih sekitar 10 ribu penonton usai 12 hari tayang.
Terkait hal ini, Ernest Prakasa mengaku tidak kecewa sebagai seorang produser.
"Abis punya film 9 juta penonton, dilanjut sama film 10,000 penonton. Kecewa? Gak sama sekali," kata Ernest.
"Santai aja sih, kita bangga sama hasil karyanya, dan itu yang paling utama," lanjutnya lagi.