Suara.com - Sosok Xaviera Putri Ardianingsih mendadak menjadi sorotan usai tampil di acara Clash of Champions (CoC) oleh Ruangguru. Perempuan 23 tahun itu pun dianggap sebagai paket lengkap.
Tidak hanya cantik, Xaviera juga memiliki IQ tinggi serta attitude yang bagus. Tapi di balik itu, ternyata ia menyimpan pengalaman pahit.
Diketahui, Xaviera merupakan lulusan SMA Korea Advanced Institute of Science and Technology (KAIST), Korea Selatan. Ia mengambil jurusan Computer Science & Business Technology Management dengan beasiswa penuh.
Di tahun-tahun pertama menempuh pendidikan di Korea, mental Xaviera pernah turun. Bahkan, ia mengalami krisis identitas.
Baca Juga: Terus Dalami Islam, Marcell Darwin Jadikan Istri Sebagai Guru
"Waktu aku SMA di Korea, itu aku kena mental banget sih di tahun pertama. Tapi kalau alhamdulillah kalau bullying itu nggak pernah," tutur Xaviera saat hadir di podcast Denny Sumargo.
Penulis buku 'Kimchi Confessions' merasa kesulitan mengimbangi murid-murid asli Korea. Itu sebabnya ia berlajar sangat keras.
"Jadi pas aku pertama kali sampai itu aku harus lawan sama anak top jenisnya Korea, aku super kaget. Jadi aku kayak setiap hari belajar sampai jam 10 malam," sambungnya, dikutip dari akun @rumpi_gosip pada Kamis (11/7/2024).
Selain berjuang agar bisa mengejar anak-anak lain, Xaviera juga mendapat cap buruk dari orang sekitar. Inilah sebabnya Xaviera mengalami krisis identitas.
"Belum lagi aku banyak struggle sama identitas aku sih. Itu paling susah karena, misalnya aku yang satu-satunya berhijab di angkatan aku, jadi tuh kayak mau bertemen itu orang udah ada stereotipe," lanjutnya.
Baca Juga: Boiyen Sebut Eca Aura dan El Rumi Pernah Jadian: Udah Dikenalin Orangtua
"Udah ada lagu gitu kak, 'Oh, anak inter yang pakai jilbab itu ya' dan aku belum ngapa-ngapain udah ada asumsi," pungkasnya.
Untungnya Xaviera dapat berjuang dan 'selamat' dari tantangan berat tersebut di tahun kedua di Korea Selatan.