Sejarah Penyematan Gelar Haji di Indonesia, Atta Halilintar Bangga Dipanggil "Pak Haji"

Yazir Farouk Suara.Com
Jum'at, 21 Juni 2024 | 14:28 WIB
Sejarah Penyematan Gelar Haji di Indonesia, Atta Halilintar Bangga Dipanggil "Pak Haji"
Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah tiba di Tanah Suci untuk ibadah haji (Instagram/@attahalilintar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Perspektif kedua terkait kultural. Selama berhaji, banyak narasi dan cerita-cerita menarik serta heroik, terus berkembang jadi cerita popular. Sehingga, makin banyak juga orang yang tertarik naik haji.

“Hal-hal inilah saya kira yang membuat ibadah haji semakin penting dan gelar haji di Indonesia punya nilai dan status sosial yang tinggi,” kata Dadi.

Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah ibadah haji (Instagram/@attahalilintar)
Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah ibadah haji (Instagram/@attahalilintar)

Terakhir, bisa dilihat dari perspektif kolonial. Menurut Dadi, penyematan gelar haji dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda.

Mereka yang pulang dari ibadah haji dikhawatirkan membuat gerakan anti-penjajahan. Karena itu, pemerintah kolonial Belanda membatasi jamaah haji dengan berbagai cara.

Salah satu caranya, dengan membuka Konsulat Jenderal pertama di Arabia pada 1872 yang tugasnya mencatat pergerakan jamaah haji dari Hindia Belanda. Mereka juga diharus memakai gelar haji atau atribut pakaian haji biar mudah dikenali dan tentu saja diawasi.

“Itu dari perspektif kolonial. Padahal menurut Snouck Hurgronje, yang meneliti haji, saat itu, jemaah haji tidak layak ditakuti sebagai anti-penjajah,” ujar Dadi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI