Suara.com - Pandji Pragiwaksono ikut mengomentari keputusan Marshel Widianto terjun ke dunia politik. Diketahui, Marshel akan maju sebagai bakal calon Wakil Wali Kota Tangerang Selatan.
Melalui unggahan X di akun miliknya, komika sekaligus sutradara kenamaan Indonesia itu mengutip pemberitaan tentang Marshel Widianto yang resmi diusung oleh Partai Gerindra.
"Padahal waktu Komoidoumenoi, Marshel tentu lihat gue ngebahas Mongol ya. Bahas ah di #MensRea," tulis Pandji, Kamis (20/6/2024).
Komoidoumenoi merupakan tur stand-up yang digelar Pandji Pragiwaksono di sejumlah kota besar, seperti Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan kota lainnya.
Marshel Widianto tampil sebagai opener di Komoidoumenoi Jakarta yang dilangsungkan di Istora Senayan pada Desember 2022 lalu.
Saat itu Pandji Pragiwaksono membahas tentang komika Mongol Stres yang terjun ke dunia politik dengan menjadi bakal calon anggota legislatif (bacaleg) dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Di sisi lain, Mens Rea adalah tajuk dari stand up comedy teranyar Pandji. Sutradara film Mendarat Darurat tersebut kemungkinan akan menjadikan Marshel materi.
Pandji Pragiwaksono memang dikenal sebagai komika yang acap kali mengkritik sejumlah kebijakan pejabat lewat stand up comedy. Begitu juga dengan Marshel Widianto.
Namun berbeda dari Marshel, Pandji pernah menegaskan bahwa dirinya sama sekali tidak tertarik untuk terjun ke dunia politik.
Baca Juga: 4 Alasan Nikita Mirzani Tak Setuju Marshel Widianto jadi Calon Wakil Walikota Tangerang Selatan
"Terus terang saya memang passionate terhadap politik, tapi saya sudah berdamai dengan diri saya sendiri, kemampuan terbaik saya adalah berbicara," kata suami Gamila Mustika Burhan itu pada 2018 lalu.
"Saya tidak punya latar belakang pendidikan yang mendukung saya untuk masuk ke sana," imbuh Pandji menjelaskan alasannya tak tertarik terjun ke politik.
Pandji Pragiwaksono juga tidak ingin kehilangan kebebasan untuk melontarkan kritik kepada pejabat dan pemerintahan.
Sang komika lantas berharap para artis tak sembarangan terjun ke dunia politik karena berpotensi hanya akan ditunggangi kepentingan kelompok tertentu.
Kontributor : Chusnul Chotimah