Perjuangan Tantri Kotak dan Arda NAFF Menunaikan Ibadah Haji, Terpaksa Tunda Beli Mobil hingga Tahan Sakit Perut

Galih Priatmojo Suara.Com
Kamis, 20 Juni 2024 | 16:57 WIB
Perjuangan Tantri Kotak dan Arda NAFF Menunaikan Ibadah Haji, Terpaksa Tunda Beli Mobil hingga Tahan Sakit Perut
Profil Tantri Kotak (Instagram/@tantrisyalindri)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menunaikan ibadah haji merupakan salah satu ibadah spesial bagi umat Muslim. Tak jarang banyak diantaranya yang harus mewujudkannya lewat perjuangan hingga berderai air mata seperti pasangan Tantri Kotak dan Arda NAFF.

Diketahui Tantri Kotak dan sang suami Arda NAFF tahun ini akhirnya bisa menunaikan ibadah haji bersama.

Pasangan musisi tersebut pun sempat membagikan cerita proses ketika akhirnya bisa berangkat ke tanah suci yang penuh perjuangan.

Tunda Beli Mobil

Baca Juga: Terkuak! Mayoritas Jemaah Haji Tak Berizin Meninggal di Arab Saudi

Melalui akun Instagram pribadinya, mereka membagikan perjuangannya saat harus menunda membeli mobil baru demi untuk mewujudkan bisa menunaikan haji tanpa harus menunggu waktu tua.

"Haji sepakat sama pasangan gak harus nunggu tua. Impian kita bisa traveling ke seluruh dunia melihat keajaiban alam raya, hampir terlupakan salah satu tujuan perjalanan spiritual yakni berhaji. Alhamdulillah dikuatkan lagi niatnya dilancarkan dipanggil secepat ini. Mohon doanya ya beberapa hari lagi kami akan menunaikan ibadah haji semoga hati ini banyak dimaafkan dan diisi lagi banyak cinta," tulisnya.

"Mobil atau haji? Rencana matang untuk beli mobil karena mobil kami sudah usia. Mengejutkan kami diundang manggung di Jeddah, sekalian umroh. Sepulang dari umroh tekad beli mobil malah pudar, tabungan mobil dipakai untuk melunasi biaya haji," terangnya.

Ngantri Lift

Sesampai di tanah suci, perjuangan bagi Tantri Kotak dan Arda NAFF nyatanya baru dimulai.

Baca Juga: Sosok Risty Tagor, Seleb Disorot Media Asing karena Berhaji 2 Kali di Usia Muda

Mereka membagikan cerita bagaimana ketika diuji kesabarannya dengan kondisi dan situasi di tanah suci.

"Mesti sabar ngantri lift, ga bisa egois rebutan ac jadi harus musyawarah dengan teman sekamar yang tahan dingin dan gak tahan AC, mesti cari jalan tengah," tulisnya.

"Tahu diri dan berhubungan baik dengan manusia lainnya jangan lupakan kalau itu juga bentuk ibadah, sponsor by jemuran gak peduli merk cuma peduli cepet kering," lanjutnya.

Dikado Toilet

Tak selesai di situ, perjuangan berikutnya dihadapi Arda NAFF dan Tantri Kotak ketika momen puncak ibadah haji.

Seusai menjalani lempar jumrah, mereka harus jalan kaki sejauh 6 km di tengah kondisi desak-desakan hingga cuaca panas ekstrem.

Ketika mereka berjalan menuju tendanya di Mina, ujian berat menghadang. Selain harus didera kehausan hingga tak bisa berjalan leluasa, Arda juga harus menahan sakit perut di separuh perjalanan.

"Di separuh perjalanan perut saya sakit dari pagi sampai menjelang maghrib kami banyak berjalan, baju dr basah kuyub, kering, basah kuyub, kering lagi. Di tengah lautan manusia saya ingin buang air besar semules-mulesnya gak bisa ditahan, cuma bisa meringis kesakitan," tulisnya.

"Istri ikut panik, kami juga terpisah dengan rombongan. Saya suruh istri minggir nunggu. Saya lari gak tau arah hanya sibuk cari WC gak bawa ID, hp mati, Tiba-tiba saya nemuin maktab jamaah dari antah berantah, saya masuk ek ga diperiksa lolos aja meski ada penjaga saya nyari WC ternyata menjelang maghrib antrean bisa mengular dengan 1 WC bisa 8 orang yang antre," terangnya.

Beruntung, lanjut Arda NAFF ada orang baik yang menolongnya hingga masalah perut yang dirasakannya seharian bisa terselesaikan.

"Setelah itu saya mencari istri dan ketemu wajahnya panik air matanya ngembeng tangannya geter meluk saya. Toilet bersih itu jadi hadiah mewah di ulang tahun saya tanggal 17 Juni di musim Haji dengan jutaan manusia yang bertepatan dengan Idul Adha, tiap orang punya Ismailnya sendiri-sendiri, punya pengorbanan sendiri-sendiri. Banyak cerita lainnya tentang pengorbanan di haji ini, tiap orang mendapatkan perjalanan spiritualnya masing-masing saat haji. Haji bukan sekadar gelar dan syukuran keluarga tapi haji buat saya pribadi adalah mengasah hati," tukasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI