Suara.com - Atalarik Syah mengaku dirinya sempat menolak ajakan Tsania Marwa untuk menikah hingga dua kali. Hal tersebut disampaikan dalam podcast Denny Sumargo.
Sehari setelah Atalarik, Denny Sumargo merilis podcast bersama Tsania Marwa. Seperti cek fakta, beberapa topik yang dibahas terkesan sama.
Salah satunya mengenai pernikahan mereka yang hanya bertahan selama lima tahun. Diketahui, Atalarik dan Tsania menghadapi konflik perceraian yang amat pelik.
Dari berebut hak asuh anak, keduanya berakhir saling menjelekkan satu sama lain di depan publik. Densu pun bertanya, bagaimana mereka dulu bisa menikah.
Baca Juga: Sebut Pernah Dimaki, Atalarik Syah Bongkar Sifat Asli Tsania Marwa di Podcast Denny Sumargo
Senada dengan sang mantan suami, Tsania Marwa membenarkan bahwa pernikahan yang terjadi pada 2017 berawal dari cinta lokasi.
Saat itu Tsania masih berusia 21 tahun, sedangkan Atalarik sudah menginjak 39 tahun. Masa pacaran mereka pun singkat, hanya sekitar tujuh bulan.
"(Umur) 21 tahun aku nikah, 22 punya anak, sekarang aku umur 33," kata Tsania Marwa seperti dikutip pada Kamis (13/6/2024).
Alasan Tsania Marwa bersedia menikah dengan Atalarik Syah rupanya karena dia ingin menjadi ibu muda.
Sebelumnya, Atalarik mengatakan bahwa sebelum memutuskan menikah, mereka sudah saling mengenal luar dalam. Namun Tsania berkata lain.
"Orang bersama-sama 10 tahun aja masih ada sisi yang mereka nggak tahu. Aku nggak mau kepedean bilang aku tahu," tuturnya.
Dengan masa pacaran hanya tujuh bulan, aktris kelahiran 1991 itu merasa belum begitu mengenal Atalarik.
"Karena aku sama dia singkat. Pacaran itu sama 7 bulan, abis itu nikah," ujar Tsania.
"Saat itu kan dia udah berumur, jadi dia maunya nikah, nggak mau pacaran lama-lama," sambungnya.
Tsania Marwa sama sekali tak membahas tentang pengakuan Atalarik terkait penolakan untuk menikah hingga dua kali.
Sang aktris hanya menyampaikan bahwa alasan di balik keputusannya untuk menikah karena ingin menjadi ibu muda.
"Bagus banget, ketemu nih sama aku yang mau jadi ibu muda, kan?" pungkasnya.
Kontributor : Chusnul Chotimah