Suara.com - Kabar putusnya Rizky Nazar dan Syifa Hadju sukses menyita perhatian publik. Warganet pun mengingat kembali gerak-gerik keduanya selama masih berpacaran.
Mulai dari ajakan untuk berpacaran hingga interaksi selama menjalin hubungan asmara, Rizky Nazar disebut kurang tulus.
Saat ditanya alasan berpacaran dengan Syifa Hadju, aktor kelahiran 1996 tersebut mengaku tidak tahu.
"Kenapa ya? Nggak tahu. Gue juga bingung kenapa ya? Sekarang gue masih mempertanyakan itu," kata Rizky Nazar seperti dikutip dari video unggahan akun @ichaaedits pada Selasa (11/6/2024).
Baca Juga: Digosipkan Putus dari Rizky Nazar, Cara Curhat Syifa Hadju di Medsos Banjir Dukungan
Momen Rizky Nazar 'nembak' Syifa Hadju untuk menjadi kekasih juga jauh dari kata romantis. Hal tersebut diungkap sendiri oleh Syifa.
"Dia nembak aku di tempat cuci mobil. Pas di tempat cuci mobil itu, pas lagi nunggu. Sangat tidak romantis," ungkapnya.
Selama berpacaran, keduanya beberapa kali bertemu dalam satu acara. Rizky Nazar terkesan tak tahu apa-apa tentang Syifa Hadju.
Bahkan aktris berusia 24 tahun itu pernah terlihat kesal karena sang kekasih tak tahu cara menghiburnya saat bete.
"Tolong ya, masa dua tahun nggak ngerti-ngerti juga," kata Syifa Hadju saat itu.
Baca Juga: Baru Dicerai Ria Ricis, Adab Teuku Ryan Ditantang Gendong Wanita Ramai Jadi Omongan
Parahnya lagi, Rizky Nazar tak mengenali suara Syifa Hadju ketika pacarnya tersebut menghubungi via telepon.
"Gila ya lo nggak ngenalin suara cewek lo sendiri," ujar Syifa yang mengaku malu karena sudah terlanjur percaya diri Rizky akan mengenali suaranya.
Kemudian dalam suatu kesempatan, Syifa Hadju membeberkan bahwa Rizky Nazar tak begitu menyukai kontak fisik.
Ucapannya dibuktikan dengan sikap Rizky Nazar saat lengan mereka bersentuhan. Bintang sinetron Bidadari Surgamu itu buru-buru menarik tangannya.
Terakhir kali saat diwawancarai, Syifa Hadju berkali-kali menegaskan bahwa dirinya mungkin bukan jodoh Rizky Nazar.
Tak lama setelahnya, Syifa Hadju mengumumkan bahwa hubungan yang mereka jalin selama empat tahun akhirnya kandas.
Kontributor : Chusnul Chotimah