Suara.com - BSI alias Bank Syariah Indonesia tengah menjadi perbincangan hangat publik. Bermula dari terkuaknya keputusan Muhammadiyah untuk menarik dana mereka dari BSI diduga sebesar Rp13-Rp15 triliun.
Meski konflik internal tersebut membuat publik bertanya-tanya, BSI tetap melanjutkan aktivitasnya seperti biasa dan meyalani para nasabah. Termasuk dengan menyediakan dan mempromosikan beberapa layanan mereka.
Salah satunya adalah layanan Life With BSI. Life With BSI sendiri beberapa kali menggandeng figur publik untuk mempromosikan produk mereka.
Usai Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah pada tahun 2023 lalu, kini datang giliran figur publik dari dunia sepak bola. Sosok tersebut adalah Ragnar Oratmangoen.
Pria kelahiran Belanda ini didapuk menjadi model BSI untuk merayakan Idul Adha yang tiba beberapa hari lagi. Melalui unggahan bersama, Ragnar mempromosikan aplikasi mobile banking milik BSI.
"Celebrate Qurban with ease! Purchase your Qurban through BSI Mobile today," bunyi keterangan dalma unggahannya, dilansir pada Selasa (11/6/2024).
Pada unggahan tersebut, Ragnar tampil tertutup dengan mengenakan jubbas. Warna krem yang netral pun semakin cocok dengan penampilan Ragnar.
Dipilihnya Ragnar sebagai model untuk kerja sama BSI ini menambah ketertarikan dari publik. Namun ternyata Ragnar bukan seorang pria yang dibesarkan dalam Islam.
Ditelusuri dengan lebih lanjut, Ragnar ternyata adalah seorang mualaf. Ragnar memutuskan untuk memeluk Islam pada usianya yang masih remaja.
Baca Juga: Susunan Pemain Timnas Indonesia vs Irak: Thom Haye dan Ragnar Oratmangoen Turun, Jay Idzes Cadangan
Pria kelahiran 1998 ini mengaku menganut agama Kristen sebelumnya. Sesuai dengan agama yang diajarkan olehnya dari keluarga.
"Saya tidak lahir sebagai seorang Muslim. Saya lahir, dibesarkan, sebagai orang Kristen. Tapi setelah saya tumbuh dewasa, saya menemukan jalan ke Islam," ujar Ragnar dalam suatu kesempatan.
Saat masih beragama Kristen, Ragnar bahkan diam-diam pergi ke masjid bersama temannya. Temannya tersebut juga membantu Ragnar untuk memahami agama Islam sebelum memutuskan untuk mualaf.
"Teman-teman saya ketika itu, membawa saya ke masjid. Mereka mengajari saya tentang Tuhan dan agama, dan bagaimana agama bisa membantu kehidupan Anda. Itu menyentuh hati saya dan membuat saya memutuskan untuk menjadi seorang muslim," tambah Ragnar.