Suara.com - Kriteria pasangan yang diinginkan Sabda Ahessa kini berubah. Pernah berpacaran dengan Wulan Guritno, kini Sabda menginginkan perempuan yang solehah.
Kepada Melaney Ricardo, Sabda Ahessa menegaskan bahwa dirinya tidak akan berpacaran lagi. Diketahui, Sabda sekarang tengah mendalami agama Islam alias berhijrah.
Meski ogah pacaran, pebasket kelahiran 1996 itu mengaku ingin nikah muda. Keinginannya ini akan diwujudkan lewat jalur taaruf.
Melalui taaruf, Sabda Ahessa merasa aman dalam mengenal calon pasangannya kelak lantaran tak melibatkan perasaan.
Baca Juga: Jadi Karakter Utama di Series Open BO Lagi, Naomi Zaskia Sadar Tak Bisa Saingi Wulan Guritno
"Gunanya taaruf kan adalah biar kita bisa kenal sama orang tanpa pakai perasaan, tanpa romance," ujarnya seperti dikutip pada Sabtu (8/6/2024).
Sejak memutuskan untuk hijrah, Sabda tak ingin dibutakan hawa nafsu lagi, seperti yang terjadi pada dirinya di masa lalu.
"Kita boleh tertarik sama seseorang, tapi jangan sampai ketertarikan itu membutakanmu. Itulah yang terjadi padaku di masa lalu," ungkapnya.
Terkait usia, Sabda Ahessa mengaku dirinya dari dulu memang suka dengan perempuan yang lebih tua. Wulan Guritno bahkan berusia 15 tahun lebih tua darinya.
Namun kini, Sabda akan menerima siapapun jodoh yang diberikan Tuhan kepadanya.
"Apapun nggak apa-apa, yang penting solehah," kata anak Sys NS tersebut.
Tak lagi memandang fisik, Sabda Ahessa hanya ingin pasangan yang berbagi visi dengannya serta bisa saling menghormati.
"Yang penting kita valuenya sama, visinya sama. Yang penting aku bisa menghormatinya, saling menghormati," kata Sabda.
"Itu dia yang dicari dalam taaruf. Apakah visinya sama, values-nya sama, ekspektasinya," pungkasnya menutup pembicaraan tentang taaruf.
Sementara itu, Sabda Ahessa dan Wulan Guritno go public pada Maret 2022. Sayangnya hubungan mereka hanya bertahan selama setahun.
Keduanya putus sekitar pertengahan 2023. Usai putus, mereka sempat berselisih hukum setelah Wulan Guritno menggugat Sabda secara perdata terkait utang hampir Rp400 juta.
Kontributor : Chusnul Chotimah