"Beda Rp50 Ribu Kerasa!" Jeritan Soleh Solihun ke Jokowi Tolak Keras Aturan Tapera

Wakos Reza Gautama Suara.Com
Rabu, 05 Juni 2024 | 17:22 WIB
"Beda Rp50 Ribu Kerasa!" Jeritan Soleh Solihun ke Jokowi Tolak Keras Aturan Tapera
Soleh Solihun meminta aturan Tapera dibatalkan. [Instagram]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Komika Soleh Solihun membuat surat pernyataan terbuka yang ditujukan ke Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengenai kebijakan Tabungan Perumahan Rakyat atau Tapera

Lewat akun X, Soleh Solihun meminta Presiden Jokowi dan para pejabat berwenang untuk membatalkan aturan mengenai Tapera.

"Halo Pak Presiden dan para pejabat yang bikin PP Nomor 21 Tahun 2024 tentang Tapera tolong dong dipikirkan lagi, dibatalin lah itu PP nya. Kan udah banyak ahli yang ngomong soal kenapa Tapera sebaiknya tidak dijalankan," ujar Soleh.

Menurut Soleh, pemotongan gaji pekerja untuk Tapera sangat memberatkan terutama untuk masyarakat berpenghasilan rendah. 

Baca Juga: Nabung Tapera Puluhan Tahun, Pensiunan PNS Cuma Dapat Rp 5 juta, Ini Kata BP Tapera

Ia menceritakan pernah bekerja dengan penghasilan sedikit di atas upah minimun regional (UMR). Ketika ada potongan yang jumlahnya Rp50 ribu hingga Rp200 ribu menurut Soleh sangat memberatkan. 

"Kalau saya mah cuma mau ngomong ini Pak. Saya 7,5 tahun pernah merasakan penghasilan se UMR atau sedikit di atas UMR. Itu beda Rp100 atau Rp200 ribu atau Rp50 ribu per bulan kerasa," kata dia.

Belum lagi tutur Soleh, dalam aturan Tapera ini pihak perusahaan harus menanggung potongannya sebesar 0,5 persen. Ini juga menurut dia, bisa memberatkan pihak perusahaan. 

"Ini tiba-tiba ditambah lagi ada tabungan tapi wajib tapi nabung udah gitu kantor harus bayar 0,5 persen wah kalau kantornya tiba-tiba bilang kebanyakan pengeluaran harus di PHK karyawannya, aah... Pusing pak," tuturnya.

Soleh mengaku sedikit heran dengan konsep gotong royong dalam aturan Tapera ini. Menurut Soleh, gotong royong biasanya hanya ada dalam kegiatan membuat panggung Agustusan dan membersihkan selokan.

Baca Juga: Hukum Pemimpin Memaksa Rakyat untuk Bayar Iuran Menurut Fiqih Islam

Ia juga mengakui kebijakan Tapera ini sebagai bentuk niatan baik pemerintah terhadap masyarakat berpenghasilan rendah agar bisa memiliki rumah. Namun caranya sangat merugikan sehingga menurut Soleh harus dibatalkan. 

Tolonglah pak ya niat mulia ini kalau cara-caranya lebih banyak merugikan orang kayanya harus dipikirkan lagi deh, ya pak ya, pliss," ujar Soleh Solihun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI