Suara.com - Sorotan tajam terhadap pengungkapan kasus pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon pada 2016 lalu membuat eks Kapolda Jawa Barat, Irjen (Purn.) Anton Charliyan yang saat itu menjabat ikut buka suara.
Anton menyebut nama Pegi Setiawan sebenarnya sudah muncul sejak awal penanganan perkara 8 tahun lalu.
“Saat itu, nama PS ini sudah disebutkan oleh para tersangka,” ujar Anton Charliyan di kanal YouTube tvOneNews baru-baru ini.
Namun, penyidik saat itu kesulitan mencari bukti keterlibatan Pegi Setiawan karena para pelaku lain takut berbicara.
“PS ini dikenal orang yang sadis, jadi mereka juga takut. Apalagi ada satu tradisi di geng motor yang harus saling melindungi. Jadi mereka secara internal di samping takut sama PS, takut juga sama gengnya,” jelas Anton Charliyan.
Ditambah lagi, keluarga Vina dan Eky selaku korban juga tidak mendesak penyidik untuk memburu Pegi Setiawan serta dua orang lain yakni Andi dan Dani yang saat itu masuk DPO.
“Dengan ditangkapnya 8 orang, saat itu sudah cukup memberikan kepuasan kepada keluarga korban,” kata Anton Charliyan.
Sampai pada 2024, muncul film Vina: Sebelum 7 Hari yang membuat publik mendesak kepolisian untuk mengusut tuntas kematian Vina dan Eky.
Penyidik akhirnya bergerak lagi untuk mencari bukti keterlibatan Pegi Setiawan dan menemukan titik terang dari keterangan saksi.
“Saksinya ini temen SD-nya PS,” beber Anton Charliyan yang mengaku sempat berkomunikasi dengan penyidik Polda Jawa Barat.
Bukan sembarang teman, saksi yang mengungkap keterlibatan Pegi Setiawan disebut Anton Charliyan ada dalam jajaran terpidana kasus Vina dan Eky.
“Beliau ini juga jadi salah satu tersangka,” kata Anton Charliyan.
Untuk perlindungan, Anton Charliyan tidak menyebutkan siapa saksi yang dimaksud. Yang pasti, saksi tersebut menyampaikan keterangan yang mengarahkan penyidik ke temuan-temuan lain seperti Pegi Setiawan yang punya nama samaran, hingga kepemilikan sepeda motor Suzuki Smash yang diyakini dikendarai para pelaku saat hari kejadian.
“Jadi ini tahu betul,” ucap Anton Charliyan.