Suara.com - Berbeda dari Soleh Solihun dan Kiky Saputri yang mengkritik kebijakan iuran Tapera, Andovi da Lopez lebih memilih untuk menyoroti kebijakan MA untuk mengubah aturan batas usia calon kepala daerah.
Lewat akun Instagram pribadinya, Andovi da Lopez mengutarakan ekspresi heran sekaligus kesal dengan putusan kebijakan MA tersebut.
"Disclaimer, gue tidak mendukung siapa-siapa. I'm not for anyone or any party. It's the systems that I completely flabbergasted.
"(Gue tidak mendukung siapa-siapa atau dibeking partai apa-apa. Ini soal sistem yang bikin gue terperanjat)," ujar Andovi da Lopez.
Baca Juga: Kaesang Diisukan Jadi Cawagub, Ini Alasan PSI Tetap Buka Penjaringan Kandidat Pilkada Jakarta
Menurut adik Jovial da Lopez tersebut, lembaga yudikatif layaknya MA tidak seharusnya mengubah peraturan seenaknya demi kepentingan salah satu pohak.
"We can't just change the rules to suit something that is needed for current kepentingan. That's not make any sense, we can't just do that over and over again.
"(Kita gak bisa mengubah peraturan untuk menyesuaikan kepentingan satu pihak. Itu tidak masuk akal, kita tidak boleh terus-menerus mengulanginya)," sambung Andovi da Lopez.
Oleh karena itu, Andovi da Lopez menilai Pilkada, terutama Pilkada DKI Jakarta 2024, tidak masuk akal karena penuh kejanggalan.
"What's happen with Pilkada now, I think it's bullshit (Yang terjadi sekarang di Pilkada, gue pikir ini ngawur)," ucap Andovi da Lopez.
Baca Juga: Syarat Lengkap Jadi Calon Kepala Daerah: Kini MA Desak Cabut Aturan Soal Batasan Usia
Cuplikan unggahan video Andovi da Lopez misuh-misuh mengkritik kebijakan MA soal batas usia kepala daerah ini viral di media sosial Instagram dengan atensi sebanyak 1,7 juta jumlah tayangan.
"Hate me all you want, don't @ me," tulis akun Instagram @andovidalopez, ditilik pada Jumat (31/5/2024).
Perihal itu, sejumlah netizen turut memberikan respons dan komentar yang beragam.
"Gue cuma bisa bilang 'kan'," tulis seorang netizen. "Ketika satu kecurangan dibiarkan, akan ada kecurangan-kecurangan lain yang dibiasakan," kata netizen lain.
"Kan udah diprediksi. Sebegitu mudahnya ganti-ganti peraturan cuma karena kepentingan kerabat," tutur netizen yang lainnya.