Suara.com - Taylor Swift berada di bawah sorotan publik di tengah sibuk konser Eras Tour berbarengan dengan gerakan “Blockout 2024” yang viral di TikTok.
Gerakan ini bertujuan memblokir akun media sosial selebritas yang tidak angkat bicara mengenai konflik di Gaza dan Swift menjadi fokus utama.
Namun muncul pula gerakan “#SwiftiesForPalestine” mendesak Swift untuk bersuara pada pelanggaran hak asasi manusia di Gaza.
Karena dianggap masih diam, melansir euronews, Taylor Swift telah kehilangan lebih dari 200.000 pengikut di media sosial akibat tekanan ini.
Baca Juga: All Eyes On Rafah Artinya Apa dalam Bahasa Indonesia? Kampanye Tolak Kekejaman Israel ke Palestina
Beberapa penggemarnya merasa kecewa karena idolanya tidak bersuara, berbeda dengan rekan-rekannya seperti Ariana Grande dan Gigi Hadid, yang telah menandatangani surat 'Artists for Ceasefire' kepada Joe Biden.
Dua Lipa juga berbicara lantang mengenai konflik ini, baru-baru ini membagikan foto 'All Eyes On Rafah' untuk mendukung rakyat Palestina.
“Taylor, tolong katakan sesuatu. Kebungkaman Anda menyakiti kami. Kami ingin Anda berdiri bersama Palestina dan mengutuk agresi Israel," ujar seorang netizen.
Penggemar Swift berharap sang bintang menggunakan pengaruhnya untuk mendukung Palestina dan berbicara menentang kekerasan.
Mereka percaya bahwa suara Swift bisa membuat perbedaan besar dalam mengadvokasi keadilan dan kemanusiaan.
Baca Juga: Trending di Media Sosial, Siapa Pencetus Slogan "All Eyes on Rafah"?
Hingga kini Taylor Swift belum memberikan komentar resmi, beberapa penggemar menggunakan Eras Tour-nya yang sedang berlangsung di Eropa untuk meningkatkan kesadaran mengenai konflik di Gaza.
Mereka mendorong pertukaran gelang persahabatan dengan pesan dukungan untuk Palestina di setiap konser.