"Saya kaget nih, Vincent itu (pergi) kemana-mana, kerja ke pelosok, kerja, ini kok spermanya bagus banget," puji dr Benediktus Arifin.
" Biasanya kalau orang yang banyak beraktivitas, kurang mengurusi fertilitas. Tapi (milik Vincent) ok. Dari sisi Jessica juga ok," imbuh sang dokter.

Lebih lanjut, terkuak pula bahwa program bayi tabung ini menghasilkan setidaknya lima embrio. Meski begitu, satu di antaranya dianggap cacat dan tidak bisa digunakan.
Setelah diskusi bersama Vincent Verhaag, Jessica Iskandar memilih mana embrio yang akan dimasukkan ke dalam rahimnya dan tumbuh menjadi calon buah hatinya
"Jessica itu dapat lima embrio, di hari kelima. Semuanya good embrio tapi secara statistik, awalnya ada dua dan tiga normal, dan sisanya cacat. Makanyanya kami menggunakan (tes) PGT-A untuk menyeleksi (embrio) tersebut. Hasilnya dari lima itu yang cacat itu cuma satu," tutur dr Benediktus.
Soal jenis kelamin, baik Jessica Iskandar maupun Vincent Verhaag tidak terlalu memusingkannya. Mereka hanya berharap bayi mereka akan sehat.
"Kami sudah memutuskan, apapun gendernya, yang penting kamii bisa dapat embrio yang bagus," ucap Jessica Iskandar dalam kesempatan yang sama.