Suara.com - Deswita Maharani menceritakan kondisi sang ayah, Zainul Affendy sebelum meninggal dunia. Sudah sejak lama Deswita mengetahui bahwa ayahnya mengidap masalah kesehatan.
"Papa itu sebenernya sakitnya sudah lama. Memang sudah di-support banyak obat," kata Deswita Maharani, ditemui usai pemakaman sang ayah di TPU Menteng Pulo, Jakarta Pusat, Sabtu (18/5/2024).
Awalnya, Deswita Maharani tidak tahu kalau sang ayah mengidap penyakit serius. Sebab, Zainul Affendy selalu menolak setiap diajak ke rumah sakit.
"Enggak pernah mau kalau diajak ke dokter. Dibujukin buat ke rumah sakit itu enggak mau," ujar Deswita Maharani.
BACA JUGA: Deswita Maharani Berderai Air Mata di Pemakaman Sang Ayah
Sampai ketika bulan Ramadan kemarin, Deswita Maharani mendapati tubuh sang ayah mulai menguning. Sebagai orang awam, Deswita menduga ayahnya mengidap gangguan liver.
"Badannya tuh sudah mulai kuning. Orang kalau kuning kan takutnya gejala liver," tutur Deswita Maharani.
Namun, ayah Deswita Maharani tetap tidak mau diajak ke rumah sakit. Hingga akhirnya, ia sudah tidak kuat menahan sakit dan dilarikan ke salah satu rumah sakit pada 3 Mei 2024. Di situ, dugaan Deswita soal gangguan liver sang ayah terbukti.
BACA JUGA: Ayah Deswita Maharani Meninggal Dunia
“Awalnya papa dibilang ada pembengkakan liver,” kata Deswita Maharani.
Lantaran kondisinya tidak kunjung membaik setelah beberapa hari dirawat, Deswita Maharani kemudian memindahkan sang ayah ke RSPAD Gatot Soebroto Jakarta yang peralatannya lebih lengkap. Di sana, Deswita mendapat kabar yang lebih mengejutkan lagi tentang kondisi kesehatan Zainul Affendy.
"Jadi dokter itu curiga kalau papaku ada kanker. Bener aja, sehari setelah dicek, kankernya sudah stadium empat," imbuh Deswita Maharani sambil menangis.
"Itu sudah menyebar ke liver, saluran empedu, usus 12 jari bahkan ke usus halus," timpal suami Deswita, Ferry Maryadi.
Sempat dirawat intensif, kondisi ayah Deswita Maharani ternyata tetap tidak menunjukkan tanda-tanda membaik. Ia akhirnya menghembuskan napas terakhir pada pukul 02.30 dini hari tadi.
"Dia pergi itu benar-benar enggak ada suara. Enggak ada rintihan, enggak bilang syahadat atau apa," tutur Deswita Maharani.