Suara.com - Dilan 1983: Wo Ai Ni diprotes para orangtua lantaran mengangkat kisah cinta anak sekolah dasar (SD). Film ini juga dianggap tak sesuai dengan sejarah.
Sesuai dengan judulnya, Dilan 1983: Wo Ai Ni menceritakan tentang kisah cinta Dilan, karakter utama dalam novel Pidi Baiq.
Kali ini plot cerita berfokus pada Dilan saat masih menempuh pendidikan di bangku sekolah dasar. Dia terlibat cinta monyet dengan anak keturunan Tionghoa bernama Mei Lin.
Pidi Baiq menegaskan bahwa Dilan 1983: Wo Ai Ni lebih dari sekadar cinta-cintaan anak sekolah dasar.
"Justru film ini mau ngasih tahu, Dilan tidak selalu tentang pacaran. Masa masih SD pacaran? Nggak boleh!" tulisnya seperti dalam tangkapan layar yang dibagikan Pai Media, Kamis (16/5/2024).
"Cuma cinta monyet. Hanya suka, yang normal semua orang alami sebagai rasa kemanusiaan. Dan juga tentang persahabatan," lanjutnya.
Tak hanya soal cinta-cintaan anak SD, setting waktu Dilan 1983: Wo Ai Ni juga dipermasalahkan oleh sejumlah warganet.
Menurut warganet, tak mungkin di masa tersebut orang-orang Tionghoa bebas menggunakan nama asli mereka karena masih rezim Orde Baru.
Alhasil, banyak yang menuding plot cerita Dilan 1983: Wo Ai Ni tak sesuai dengan sejarah dan menjadi upaya pengelabuan sejarah etnis tertentu.
Terkait hal ini, Pidi Baiq mengatakan bahwa semuanya hanya prasangka belaka dan belum tentu benar.