Suara.com - Kasus kematian tragis yang dialami oleh Vina dan kekasihnya, Eky, kembali menjadi sorotan publik usai peristiwa yang menggegerkan publik itu diangkat dalam sebuah film berjudul Vina: Sebelum 7 Hari.
Pembunuhan berencana terhadap Vina dan Eky tersebut terjadi pada 27 Agustus 2016. Meskipun sudah delapan tahun berlalu, tiga pelaku pembunuhan Vina masih belum terungkap.
Dalam kasus ini, perhatian tertuju pada seorang pria bernama Egi yang diduga menjadi otak di balik kematian Vina dan Eky.
Dugaan ini berdasarkan ciri-ciri yang disebutkan oleh Vina dalam rekaman suara. Dalam rekaman tersebut, teman Vina, Linda, diketahui sempat dirasuki arwah almarhumah. Dalam rekaman yang kemudian viral tersebut Vina menceritakan penderitaannya.
Baca Juga: Hotman Paris Sebut Polisi Tidak Serius Tangani Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, karena BAP Berubah?
Ia mengatakan dirinya disiksa dan mengalami kekerasan seksual dari geng motor Egi dan kawan-kawan. Akhirnya, Vina dan Eky dibunuh oleh geng motor tersebut.
"Salah satunya ada yang suka Vina, temen Eky, namanya Egi," ungkap Vina.
Meski demikian, rekaman tersebut tentu belum bisa menjadi alat bukti akurat untuk penangkapan oleh kepolisian. Saat ini, pihak berwajib juga sudah merilis 3 DPO dalam kasus terkait.
Alasan Izinkan Pembuatan Film
Kakak korban belum lama ini mengungkapkan perasaannya ketika keluarganya dikunjungi oleh pihak rumah produksi film yang ingin mengangkat kisah adiknya.
Baca Juga: Hotman Paris Desak Pejabat Bantu Cari 3 Pembunuh Vina Cirebon yang 8 Tahun Buron
Saat itu, sebagai kakak, ia mengaku sempat tidak setuju dengan rencana pembuatan film berjudul "Vina: Sebelum 7 Hari" itu.
"Tidak diberi tahu sebelumnya. Pihak produksi datang ke rumah tahun 2023," ujar kakak korban, dikutip dari Kilat.com melalui Kanal YouTube Curhat Bang Denny Sumargo, dikutip pada Jumat (17/5/2024).
"Mereka tertarik untuk membuat film," lanjutnya.
Mendengar tujuan kedatangan pihak rumah produksi Dee Company, kakak korban merasa bingung dan terkejut.
"Kaget, bingung, perasaan campur aduk," katanya.
Saat itu, kakak korban mengaku sebenarnya dari awal sudah menolak jika kasus pembunuhan Vina dijadikan film.
"Saya sih dari awal memang udah nolak sih," tutur kakak korban.
Kakak korban menjelaskan bahwa ketidaksetujuannya bukan tanpa alasan, melainkan karena akan mengungkit luka lama.
"Sebagai kakak, saya tidak setuju karena akan membuka luka lama," ujarnya.
Selain itu, kakak korban merasa kasihan pada ibu dan neneknya yang masih berduka atas kematian Vina.
"Saya kasihan pada ibu dan nenek, mereka masih terluka. Jadi saya tidak setuju," tambahnya.
Ia lantas berdiskusi dengan keluarga dan meminta pihak PH untuk kembali menemuinya dan keluarga setelah ia dan keluarga besarnya berdiskusi. Setelah diskusi panjang, keluarga akhirnya setuju dengan rencana pembuatan film tersebut.
Alasan keluarga akhirnya menyetujui pembuatan film ini adalah agar almarhumah bisa mendapatkan lebih banyak doa dan agar tiga pelaku lainnya segera tertangkap.
"Alasannya agar lebih banyak doa untuk adik saya dan supaya ketiga pelaku lainnya bisa segera tertangkap," ungkap kakak Vina.