Suara.com - Keterlibatan Harvey Moeis dalam kasus korupsi PT Timah membuat nama Sandra Dewi sang istri terseret. Sejauh ini, Sandra sudah dua kali diperiksa sebagai saksi atas dugaan ikut menampung aset hasil korupsi Harvey.
Sandra Dewi sempat bercerita ke pengacara Harvey Moeis bahwa kondisi tersebut membuatnya tidak nyaman. Masalah Harvey memecah konsentrasi Sandra hingga tidak bisa fokus berkegiatan.
“Kasus ini menghambat aktivitas beliau. Konsentrasi beliau terpecahkan dan membuat beliau tidak beraktivitas apa pun,” ungkap pengacara Harvey Moeis, Harris Arthur di kawasan Srengseng, Jakarta, Kamis (16/5/2024).
Meski begitu, pengacara Harvey Moeis menegaskan bahwa tidak ada niatan Sandra Dewi untuk menceraikan kliennya. Sampai hari ini, Sandra tidak pernah mengutarakan rencana itu ke pengacara Harvey.
“Nggak ada, saya yakin nggak ada keinginan pisah,” kata Harris Arthur.
Alih-alih bercerai, pengacara Harvey Moeis mengklaim bahwa dirinya sudah mendengar sendiri janji setia Sandra Dewi ke sang suami yang kini diterpa masalah.
“Dia ingin tetap menemani sampai kapan pun. Dia bilang sama saya, akan menemani sampai maut memisahkan,” ucap Harris Arthur.
Kejaksaan Agung RI pertama mengumumkan keterlibatan Harvey Moeis dalam kasus korupsi tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan atau IUP PT Timah pada Rabu (27/3/2024).
BACA JUGA: Sandra Dewi Diperiksa 10 Jam, Jaksa Penyidik Cari Tahu Harta Harvey Moeis Usai Menikah
Dari hasil pemeriksaan, diketahui bahwa dalam rentang waktu 2018 sampai 2019, Harvey Moeis disebut ikut memfasilitasi kegiatan pertambangan liar di wilayah IUP PT Timah sebagai kepanjangan tangan PT RBT. Harvey berperan mencari rekanan dalam urusan penyewaan alat peleburan timah di kegiatan pertambangan ilegal tersebut.
Harvey Moeis turut bertanggung jawab mengumpulkan jatah keuntungan dari masing-masing rekanan untuk kemudian diserahkan ke PT Timah. Kegiatan yang Harvey lakukan masih punya kaitan dengan tersangka lain, Helena Lim.
Harvey Moeis kemudian ditetapkan sebagai tersangka dan langsung ditahan usai menjalani pemeriksaan. Ia dikenakan Pasal 2 ayat (1), Pasal 3 jo Pasal 18 UU Tipikor jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP atas keterlibatan dalam praktek pertimbangan ilegal di PT Timah.