Suara.com - Film horor bertajuk 'Vina: Sebelum 7 Hari' besutan Anggy Umbara yang sedang tayang di box office Indonesia tampaknya menuai kritik pedas dari sejumlah kalangan netizen.
Pasalnya, film tersebut dianggap memantik perilaku menyimpang alih-alih simpati kepada Vina selaku korban pemerkosaan dan pembunuhan.
Berdasarkan pantauan, beberapa netizen mengaku resah dengan cuitan maupun celetukan penonton 'Vina: Sebelum 7 Hari' yang cenderung mendukung pelaku pemerkosaan.
"Sutradara dan produser yang culas dan gila duit ini harus dihentikan sebelum hal-hal kayak gini makin banyak terjadi. Gue takut lebih banyak lagi nyar-nyari tragedi orang buat diperes jadi uang," tulis akun @RamaIvander.
Sementara itu, tokoh feminis Kalis Mardiasih menyoroti polemik izin pihak keluarga korban dengan production house dalam penggarapan film 'Vina: Sebelum 7 Hari'.
"Keluarga korban mungkin memberikan consent, tapi proses menuju consent dan isi perjanjiannya seperti apa, gak ada yang tahu juga.
BACA JUGA: Sinopsis Film Vina: Sebelum 7 Hari, Sudah Tayang di Bioskop
"Konon keluarga korban selain Vina, tidak memberi izin. Tapi PH tetap jalan terus dengan dalih cerita akan berjalan dari sudut pandang Vina," kata Kalis Mardiasih.
Oleh karena itu, film 'Vina: Sebelum 7 Hari' dianggap tidak relevan dengan semangat Anggy Umbara dan Nayla Purnama cs yang mengeklaim akan mengurangi angka kasus pemerkosaan di Indonesia.

"Film yang digembar-gemborkan film makers-nya supaya 'tidak ada Vina-Vina yang lain' gitu terus diulang-ulang jawaban template ke media.