Berlliana Lovell Ngaku Pernah Ditawar Ratusan Juta untuk Jadi Ani-Ani Pejabat

Suara.com - Berlliana Lovell mengaku pernah ditawar oleh seorang pejabat daerah untuk bertemu secara pribadi alias menjadi ani-ani.

Hal tersebut disampaikan Berlliana Lovell saat dia tampil sebagai bintang tamu dalam podcast yang dibawakan Praz Teguh.

Awalnya artis kelahiran 1992 itu membahas tentang imej seksi yang melekat padanya. Ebel Cobra selaku co-host lantas memberikan pertanyaan yang cukup pribadi.

Selama berkecimpung di dunia entertainment, pernah atau tidak Berlliana Lovell mendapat tawaran "jual diri" dengan harga ratusan juta.

BACA JUGA: Pelan-Pelan Ubah Imej Seksi, Berlliana Lovell Umumkan Mau Menikah

"Pernah lah, sering," kata Berlliana Lovell, seperti dikutip dari kanal YouTube Deddy Corbuzier, Kamis (9/5/2024).

Model seksi yang pernah dikabarkan dekat dengan Alshad Ahmad itu kemudian menceritakan bagaimana dirinya menerima tawaran tersebut.

"Terakhir itu gue ditawarin job nyanyi di salah satu daerah, pejabat daerah lah," tuturnya lebih lanjut.

BACA JUGA: Dikenal Seksi dan Pernah Ditawar Rp 80 juta, Berliana Lovell Dimarahi Ortu

"Habis itu, dia tanya rate, gue kasih rate nyanyi. Habis gitu dia bilang, 'Oh ya sudah deal-in. Tapi sebelum nyanyi tapi mau ketemu, mau meeting,'" ujar Berlliana Lovell.

Saat itu Berlliana Lovell masih berpikiran positif. Namun pikirannya seketika berubah ketika si pejabat meminta untuk bertemu berdua saja di suatu tempat tapi tak cuma-cuma.

"Masih positif gue, sampai akhirnya nanya, kalau meeting gitu rate-nya berapa," ujarnya.

Setelah mengetahui niat pejabat, Berlliana Lovell memutuskan untuk menolak tawaran tersebut.

Ketika ditanya alasanya, dia hanya ingin menjaga kehormatan ibunya dengan tidak menerima tawaran aneh-aneh dari lelaki.

"Gue kayaknya enggak serela itu buat ngotorin rahim nyokap gue," kata artis yang akrab disapa Berli tersebut.

Seburuk-buruknya orang ngelihat gue, nggak apa-apa, tapi apa yang gue tahu, dan apa yang nyokap gue tahu, harusnya enggak seburuk itu," tuturnya.

Kontributor : Chusnul Chotimah