Suara.com - Nama Caca Tengker mendadak menjadi perbincangan di media sosial. Adik dari Nagita Slavina ini melakukan beberapa hal yang mendatangkan pujian dari publik.
Bermula dari kehadirannya di sebuah acara yang diadakan oleh karyawannya. Saat itu, Caca Tengker datang dengan ditemani oleh suami dan anak-anaknya.
Meski dibesarkan dalam keluarga kaya, Caca tak masalah dengan duduk lesehan dan menikmati semua kudapan sederhana yang disediakan. Sikapnya ini ramai dibandingkan dengan sang kakak, Nagita Slavina.
BACA JUGA: Caca Tengker Kondangan ke Kampung Karyawan, Adab saat Disuguhi Makanan dan Minuman Disorot
"Itu Caca, coba kalau kakaknya belum tentu mau makan dan minum di situ. Pasti alesannya lagi diet kayak waktu di ruumah Dede sama Mak Beti," ujar warganet, dilansir dari akun TikTok @irwan_ngabdul_hakam.
"Aku suka Caca Tengker lebih kalem dan sederhana," tambah yang lain.
"Nagita: maaf aku lagi diet," sindir warganet yang lain.
Perbedaan antara kedua kakak ini tidak terbatas pada persoalan sikap ketika disuguhkan makanan. Keduanya juga menempuh pendidikan yang berbeda.
Caca Tengker sejak awal tidak terjun ke dunia hiburan seperti Nagita Slavina. Putri dari Rieta Amilia ini ternyata seorang psikolog.
Sebelum mendapatkan profesi yang menarik tersebut, Caca Tengker berulang kali menempuh pendidikan baik di dalam maupun luar negeri. Sebelumnya, Caca berkuliah di S1 Psikologi di Universitas Indonesia (UI) pada 2007-2011.
Kemudian Caca melanjutkannya ke luar negeri. Caca sempat berkuliah di S1 Psikologi di The University of Queensland, yang dimulai selama berkuliah di UI.
Kemudian pada tahun 2011, ibu dua anak ini langsung lanjut berkuliah di S2 Psychoanalytic Development Psychology di UCL. Sepulang dari sana, ketertarikannya untuk terus belajar semakin meningkat.
Bahkan pada tahun 2012 hingga 2013, Caca sempat mengambil studi yang jauh berbeda di Le Cordon Bleu London, Inggris. Saat itu, Caca belajar di Diploma Culinary Arts/Chef Training.
Caca tercatat pernah berkuliah dengan mengambil program studi S2 Clinical Psychology. Pilihannya jatuh pada Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya sejak tahun 2014 sampai 2016.