Suara.com - Adipati Dolken berbagi pemikirannya mengenai pendidikan anak saat ngobrol bareng Kemal Palevi. Anak perempuan Adipati dan Canti Tachril yang bernama Naeswari Isthika Dyah Koesmadji diketahui lahir pada Desember 2022.
Di usia putrinya yang baru setahun, Adipati Dolken dan Canti Tachril rupanya sudah memikirkan tentang sekolahnya kelak. Beda dari orangtua lain, pasangan yang menikah pada Desember 2020 tersebut berencana tidak menyekolahkan anaknya.
"Kami berpikir untuk tidak menyekolahkan anak kami," kata Adipati Dolken dalam konten yang dibagikan YouTube Kemal Palevi pada Rabu (24/4/2024).
Adipati Dolken dan Canti Tachril berniat untuk menggali potensi anaknya dengan mengarahkan kepada les. Sementara untuk sekolah, Naeswari kemungkinan akan dipilihkan homeschooling.
BACA JUGA: Canti Tachril, Istri Adipati Dolken Kena Hujat Dan Disebut Jelek: Bapaknya Penguasa Plaza Indonesia!
"Gue ngerasa kita les-in yang banyak aja anak kita. Kayak dia maunya apa, dia nyamannya di mana, kita les-in aja," ujar Adipati Dolken.
"Sisanya kita homeschooling-in aja. Buat basic-nya kita homeschooling-in, tapi buat tujuannya dia maunya apa, enggak apa berubah-ubah, tapi kita supply terus," imbuh bintang film Perahu Kertas tersebut.
Metode itu dipilih Adipati Dolken dan Canti Tachril agar Naeswari punya satu tujuan hidup. "Enggak apa-apa berubah-ubah, tapi dia harus nyobain semuanya kan," ucap Adipati Dolken.
Mengenai perdebatan homeschooling membuat anak jadi tidak belajar bersosialisasi dengan teman-teman, Adipati Dolken tidak sependapat. Adipati mengusahakan Naeswari tetap punya teman dengan mengikutsertakan les untuk umum, bukan privat.
BACA JUGA: Chanti Tachril Depresi Gara-gara Diledek Gak Cocok Jadi Istri Adipati Dolken: Jahat Banget Lu!
"Menurut gue, sosialnya bisa jadi di tempat les. Kan sekolah kita biar bertemu sama anak-anak lain," tutur Adipati Dolken.
"Di tempat les, menurut gue, lesnya jangan yang private, yang banyak orang juga. Les balet misalnya, ada anak-anak lain. Les musik, sosialisasinya bisa di mana aja kan, enggak harus di sekolah kan," katanya melanjutkan.
Dengan metode tersebut, Adipati Dolken berharap anaknya bisa mengetahui potensinya dan fokus pada satu tujuan sedini mungkin. Adipati pun akan memperbolehkan anaknya berganti bidang apabila merasa tidak menyukainya lagi.
"Karena menurut gue, kalau lu masukin sekolah SD yang tiba-tiba pelajarannya ada IPA, IPS, PPKN, agama ini itu segala macam, dia enggak bakal fokus sama satu," kata Adipati Dolken.
Kendati begitu, Adipati Dolken menegaskan apabila metodenya itu masih berupa angan-angan. Namun metode tersebut juga berasal dari pengalamannya yang tak menemukan potensi diri di sekolah.
"Gue ngerasa enggak dapat apa-apa dari sekolah. Potensi gue enggak keluar dari sekolah gue," ujr Adipati Dolken.
Namun sekali lagi, Adipati Dolken menegaskan apabila rencananya itu bisa berubah. "Belum tentu ini terjadi juga. Siapa tahu kita berubah pikiran, 'Ya sudah masukin SD beneran aja'," tuturnya
Kontributor : Neressa Prahastiwi