Selain Aghniny Haque, Tuhan, Izinkan Aku Berdosa juga dibintangi Djenar Maesa Ayu, Andri Mashadi, Donny Damara, Samo Rafael, Nugie, Ridwan Raoul Rohaz, hingga Keanu AGL.
Dari komentar di video trailer di YouTube, sejumlah warganet yang sudah menonton mengakui film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa sangat layak untuk ditonton.
"Aku baru aja nonton special screeningnya bareng sutradara dan para artis-artisnya di Bioskop Platinum Cineplex di Kota Solo. Mantap filmnya. Filmnya sangat mencengangkan sampai berkali-kali bikin aku menghela napas sambil dalam hati ngucap istighfar terus. Mas Hanung memang paling joss kalau bikin film yang diangkat dari novel," komentar@st12nus***.
![Sutradara Hanung Bramantyo. [MVP Pictures]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/04/24/59009-hanung-bramantyo.jpg)
Tuhan, Izinkan Aku Berdosa menjadi film yang berpotensi memicu kontroversi kedua buat Hanung Bramantyo. Sebelumnya, suami Zaskia Adya Mecca ini membuat film ? (Tanda Tanya) yang dirilis pada 2011. Kedua film ini juga menjadikan Islam sebagai latar belakangnya.
Dalam sebuah wawancara, Hanung Bramantyo mengaku bersemangat membuat film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa gara-gara marak terjadi kasus pelecehan seksual yang dilakukan di lingkungan keagamaan.
"Menurut saya, film ini enggak akan ada kalau situasi keagamaan kita enggak seperti saat ini, pelecehan di lingkungan keagamaan. Mereka yang memakai topeng agama. Yang salah bukan agama, tapi orang yang pengecut dan penakut. Dengan begitu mereka eksis melakukan kekerasan. Ini film hadir sebagai bentuk kekecewaan dan kesedihan saya," kata Hanung Bramantyo.
Hanung mengaku bersama Ifan Ismail sebagai penulis naskah, sudah siap menggarap film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa sejak sebelum pandemi Covid-19. Namun sayangnya, saat itu tidak ada satu pun produser yang mau berinvestasi. Hingga akhirnya Raam Punjabi dari MVP Pictures tertarik dalam proyek tersebut.
Tuhan, Izinkan Aku berdosa mengikuti perjalanan Kiran, yang setelah mengabdikan masa mudanya untuk kebajikan, terseret ke dalam jurang kehancuran oleh serangkaian pengkhianatan. Kekecewaannya mendorongnya untuk menggunakan keyakinannya dengan cara yang membingungkan, membawanya pada petualangan berbahaya yang menguji batas moralnya.
Saat tindakan pemberontakannya tak cukup, Kiran memutuskan untuk meningkatkan permainannya, menghadapi bahaya yang mengancam untuk membawa ke ke dalam kebijaksanaan atau malapetaka.