Suara.com - Pendeta Gilbert Lumoindong belakangan ini tengah jadi perbincangan publik gegara khotbahnya yang penuh kontroversi. Ia dikritik gegara membandingkan jumlah zakar orang Islam sebanyak 2,5% dengan presentase perpuluhan umat Kristen yang mencapai 10%.
Gegara ini, Pendeta Gilbert Lumoindong akhirnya dilaporkan ke polisi oleh Farhat Abbas atas tudingan penistaan agama.
Sementara itu, bukan kali ini saja pendeta Gilbert Lumoindong menuai kontroversi dari warganet akibat dari khotbahnya. Sebelumnya ia juga menjadi sorotan saat membahas mengenai Palestina.
Di tengah dukungan kepada Palestina yang ramai digalakan di Indonesia, sang pendeta rupanya memiliki tanggapan yang berbeda. Pendeta Gilbert menyinggung mengenai iman Yahudi.
BACA JUGA:Khotbah Soal Seruan Damai Israel dan Palestina Blunder, Pendeta Gilbert Lumoidong Kena Hujat
![Sunan Kalijaga, Greivance Lumoindong dan pendeta Gilbert Lumoindong. [Instagram/Greivance Lumoindong]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/01/04/34950-sunan-kalijaga-greivance-lumoindong-dan-pendeta-gilbert-lumoindong.jpg)
Pendeta Gilbert menjelaskan jika perbuatan Israel merupakan bentuk balasan dari tindakan Palestina. Namun tak ada yang membahas tatkala Palestina melempar roket ke Israel.
"Ketika Palestina kirim roket, Indonesia tidak bicara tentang gencatan senjata , Indonesia bicara genjatan senjata selalu setelah Israel membalas. Iman Yahudi adalah Iman Musa, gigi ganti gigi, mata ganti mata, kamu nyerang kami, kami diam, kami peringatkan kau masih tetap, kami balas sampai kami dapat apa yang kalian juga perbuat," tuturnya dalam unggahan Twitter.
Pendeta Gilbert Lumoindong juga mendorong agar Indonesia bisa mempersatukan Israel dan Palestina.
"Kalau mau mendorong yang menderita dari kedua pihak dan memerintahkan kepada kedua -duanya untuk genjatan senjata. Palestina harus stop dengan genjatan genjata senjatanya, Israel harus stop degan bomnya. Lalu Indonesia pegang tangan Israel,pegang tangan Palestina mempersatukan itu baru keren," beber Pendeta Gilbert Lumoindong.