Sehari di Belakang Layar Sinema, Mendekatkan Masyarakat dengan Dunia Film Tanah Air

Ferry Noviandi Suara.Com
Sabtu, 06 April 2024 | 02:45 WIB
Sehari di Belakang Layar Sinema, Mendekatkan Masyarakat dengan Dunia Film Tanah Air
Salah satu kegiatan di acara Belakang Layar Sinema yang berlangsung di Sarinah, Thamrin, Jakarta pada 4 April 2024, yang diikuti sejumlah anak sekolah. [dokumentasi pribadi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Perfilman Indonesia (BPI) bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi menggelar acara Film Art. Acara puncak berlangsung di Sarinah, Thamrin pada Kamis (4/4/2024) dari pagi hingga malam hari.

Mengusung tema "Belakang Layar Sinema", acara yang juga sekaligus merayakan Hari Film Nasional ini menghadirkan berbagai acara yang bertujuan untuk mendekatkan masyarkat kepada dunia sinema, khususnya sinema Tanah Air.

Sesuai tema, "Belakang Layar Sinema" menghadirkan sejumlah sesi yang didukung narasumber dari para pelaku film. Sesi Sharing and Learning misalnya menghadirkan para pelaku film. Sosok-sosok ini jarang ditampilkan, tetapi memiliki peranan penting dalam produksi sebuah film.

BACA JUGA: 8 Daftar Film Indonesia Tayang Selama Ramadan 2024, Cocok Buat Ngabuburit

Pada sesi ini, narasumber yang dihadirkan di antaranya Dari Dinar Safari memberikan materi pemeran pengganti (stuntman), Wencislaus de Rozari dan Ananta Harshawardhana selaku penata artistik (art director) menyampaikan materi desain produksi. Sementara Cessa David Lukmansyah, Wawan I Wibowo, Ryan Purwoko, Sentot Sahid dan Aline Jusria membagikan pengalaman mereka tentang penyuntingan film.

Kelas-kelas ini direspon dengan antusias oleh para siswa sekolah menengah. Ada pula acara diskusi film dalam rangka memperkuat ekosistem perfilman tanah air dengan topik distribusi film dan manajemen syuting lokasi.

BACA JUGA: 6 Film dan Series Indonesia Original Netflix yang Dirilis 2024

Tak kalah menarik, Film Art 2024 juga menampilkan instalasi-instalasi pakaian dan properti yang dipergunakan dalam film. Terlihat motor ikonik Dilan, sementara dari kelompok superhero ada Gundala, Sri Asih dan Satria Dewa Gatotkaca. Di sudut lain Nampak Sultan Agung dan busana Srimulat. Sedangkan poster-poster film lama Indonesia dipamerkan secara apik untuk menarik perhatian para pengunjung mall.

"Ini sebuah ide yang keren sekali, membawa film secara langsung bertemu dengan masyarakat luas, di ruang publik," ujar Rommy Fibri, Ketua Lembaga Sensor Film yang hadir sebagai salah satu undangan.

Dipilihnya Sarinah sebagai lokasi agar acara ini bisa dijangkau banyak orang. Karena selama ini, acara atau kegiatan film biasanya dilakukan di gedung bioskop.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI