Suara.com - Selebgram asal Malang, Jawa Timur, Aghnia Punjabi mengatakan bahwa putrinya, Cana, kini mengalami trauma berat akibat jadi korban penganiayaan pengasuhnya sendiri, IPS.
Bahkan, Cana beberapa kali mengigau sambil ketakutan saat tertidur. Hal ini diungkapkan Aghnia Punjabi dalam konferensi pers di Polresta Malang Kota pada Sabtu (30/3/2024).
"Jadi pas waktu tidur lima kali dia mengigau, mengigau ketakutan. Setelah saya sadarkan ini (anak) saya, baru bisa tidur lagi. Mengigau lagi, ketakutan lagi, saya sadarkan lagi, baru bisa tidur lagi," katanya.
Dari rekaman CCTV yang dibagikan oleh Aghnia Punjabi pada Jumat (29/3/2024) di akun Instagram-nya, terlihat jelas IPS memukul kepala serta menjambak korban berulang kali.
BACA JUGA: Aniaya Anak Aghnia Punjabi Sampai Babak Belur, Pengasuh Terancam 5 Tahun Penjara
BACA JUGA: Polisi Ungkap Motif Pengasuh Aniaya Cana, Aghnia Punjabi Tak Percaya: Gak Masuk Akal
Tidak hanya itu, IPS juga menindih tubuh Cana di kasur sambil menggoyang-goyangkan kepala. Padahal, anak tiga tahun itu sudah tampak kesakitan.
Aghnia Punjabi menambahkan bahwa Cana juga berusaha untuk kabur, tetapi selalu tertangkap dan kembali dipukuli oleh IPS.
Kejadian penganiayaan itu terjadi kurang lebih satu jam pada pukul 04.18 WIB saat menjelang imsak pada Kamis (28/3/2024). Kebetulan saat itu Aghnia Punjabi sedang di Jakarta untuk urusan pekerjaan.
"Kalau melihat CCTV, itu anak saya disiksa satu jam lebih tanpa ada ampun. Anak saya lari ke sana, ke sini, dikejar sampai mampus," sambungnya sambil menangis.
"Tidak ada yang menolong karena pada saat itu kamarnya dikunci dan itu pada saat sahur, semua mbak-mbak (ART) saya sahurnya di bawah, di basement jadi tidak ada yang mendengar," lanjutnya sambil terisak.
Saat ditanyai motif penganiayaan oleh polisi, IPS mengaku saat itu jengkel karena korban tidak mau menurut. Ia juga sedang mengalami masalah pribadi yang semakin membuat kekesalannya memuncak.
"Tersangka ini merasa jengkel dengan korban akibat ketika itu korban ingin diobati karena bekas cakaran yang ada di tubuh korban, namun korban menolak tidak mau," jelas Kasatreskrim Polresta Malang Kota Kompol Danang Yudanto.
"Pengakuan dari tersangka ada beberapa faktor pendorong personal, pengakuan tersangka pada saat itu ada salah satu anggota keluarga yang sedang sakit," imbuh Danang.