"Apa udah pada mati nuraninya? Apa karena nggak ada konflik kepentingannya?" tanya akun tersebut dalam sentilannya.
Sebagai tanggapan, Ernest Prakasa yang dikenal sebagai sutradara dan produser film Indonesia pun memberikan komentarnya.
"Menurut gue film Vina ini berada di ambang batas moralitas yang cukup rumit. Buat banyak orang, ini eksploitasi tragedi," tulisnya mengutip cuitan akun di atas.
"Tapi berdasarkan banyak komentar di trailer yang terpajang di media sosial, tidak sedikit yang merespon positif bahkan menantikan film ini," sambungnya.

Menurut Ernest, kasus film Vina ini lebih berkaitan dengan etika daripada hukum, sehingga sulit untuk diberlakukan pemboikotan.
"Integritas dalam seni itu relatif, karena bermain bukan dengan hukum melainkan etika, dan etika itu tidak ajeg," jelasnya.
"Apa yang saya percayai sebagai value yang baik, tentu akan tercermin melalui karya saya. Kata kunci di sini, adalah 'saya.' Subjektif," pungkas Ernest.
Kontributor : Chusnul Chotimah
Baca Juga: Produser Sudah Sowan ke MUI, Masyarakat Minta Film Kiblat Tetap Dilarang Tayang