Film Vina: Sebelum 7 Hari Kena Kritik Monetisasi Tragedi, Komentar Ernest Prakasa Langsung Jadi Sorotan

Ismail Suara.Com
Sabtu, 30 Maret 2024 | 10:00 WIB
Film Vina: Sebelum 7 Hari Kena Kritik Monetisasi Tragedi, Komentar Ernest Prakasa Langsung Jadi Sorotan
Film Vina Sebelum 7 Hari (Instagram/@vinasebelum7hari.movie)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perilisan film Vina: Sebelum 7 Hari pada 8 Mei 2024 mendatang menuai pro kontra dari warganet. Beberapa diantara mereka ada yang tidak setuju ditayangkan.

Vina: Sebelum 7 Hari merupakan film yang diangkat dari kisah nyata seorang perempuan bernama Vina. Dia tewas bersama kekasihnya oleh geng motor sadis di Cirebon pada tahun 2016 lalu.

Jelang tayang, Dee Company selaku rumah produksi telah merilis poster yang menampilkan korban dalam kondisi tak berdaya dan mengenaskan.

Banyak yang terganggu dengan cara industri perfilman tanah air mencoba memonetisasi sebuah musibah yang traumatis.

Baca Juga: Produser Sudah Sowan ke MUI, Masyarakat Minta Film Kiblat Tetap Dilarang Tayang

Tidak sedikit yang menyerukan pemboikotan pada film arahan sutradara Anggy Umbara tersebut. Salah satunya akun X @IanSalim.

"Bisa nggak ya film V*n* itu kita boikot rame-rame agar jangan sampai tayang? Apakah bisa dengan cara bikin petisi ke semua chain bioskop agar semua menolak menayangkan?" ujarnya pada Kamis (28/3/2024).

Film Vina Sebelum 7 Hari (Instagram/@vinasebelum7hari.movie)
Film Vina Sebelum 7 Hari (Instagram/@vinasebelum7hari.movie)

"Gue nggak yakin penonton awam akan juga punya common sense (akal sehat) untuk menolak nonton film yang nggak pantas dibuat dan ditonton itu. Malah karena kontroversi dan eksploitasinya berpotensi jadi film laris," lanjutnya.

Oleh karena itu, cara terbaik adalah mencegah agar film tersebut jangan tayang secara luas.

Akun tersebut lantas menyentil para sineas tanah air yang memilih untuk diam saja.

Baca Juga: Punya Adegan Laga, Film Marni: The Story of Wewe Gombel Gandeng Uwais Team

"Yang gue nggak ngerti itu kenapa sesama filmmaker (apalagi sama-sama bergabung di asosiasi yg sama, baik itu sutradara, penulis atau produser) pada diam semua, nggak ada satu pun yang negur, memboikot dll," ungkapnya.

"Apa udah pada mati nuraninya? Apa karena nggak ada konflik kepentingannya?" tanya akun tersebut dalam sentilannya.

Sebagai tanggapan, Ernest Prakasa yang dikenal sebagai sutradara dan produser film Indonesia pun memberikan komentarnya.

"Menurut gue film Vina ini berada di ambang batas moralitas yang cukup rumit. Buat banyak orang, ini eksploitasi tragedi," tulisnya mengutip cuitan akun di atas.

"Tapi berdasarkan banyak komentar di trailer yang terpajang di media sosial, tidak sedikit yang merespon positif bahkan menantikan film ini," sambungnya.

Film Vina Sebelum 7 Hari (Instagram/@vinasebelum7hari.movie)
Film Vina Sebelum 7 Hari (Instagram/@vinasebelum7hari.movie)

Menurut Ernest, kasus film Vina ini lebih berkaitan dengan etika daripada hukum, sehingga sulit untuk diberlakukan pemboikotan.

"Integritas dalam seni itu relatif, karena bermain bukan dengan hukum melainkan etika, dan etika itu tidak ajeg," jelasnya.

"Apa yang saya percayai sebagai value yang baik, tentu akan tercermin melalui karya saya. Kata kunci di sini, adalah 'saya.' Subjektif," pungkas Ernest.

Kontributor : Chusnul Chotimah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI