"Isi filmnya kami serahkan ke Lembaga Sensor Film (LSF) untuk menilai atau meloloskannya," kata Cholil Nafis.
Menurut sutradara film Kiblat, Bobby Prasetyo ingin menggambarkan perjuangan seorang santri perempuan untuk keluar dari jerat ajaran sesat yang berkembang di lingkungannya.
Namun, fokus publik lebih tertuju ke poster film Kiblat. Menampilkan adegan orang kerasukan saat salat, publik menilai poster tersebut sarat unsur pelecehan terhadap salah satu agama.
Pemilihan kata kiblat sebagai judul film horor pun ikut dipermasalahkan. Beberapa umat Muslim keberatan kalau istilah yang biasa dipakai untuk menggambarkan arah salat malah difungsikan sebagai alat untuk menakut-nakuti orang.
Rumah produksi Leo Pictures selaku pihak yang bertanggung jawab film Kiblat sebelumnya sempat mengambil tindakan untuk menghentikan kegiatan publikasi poster dan trailer.