Pernah Pepet Sandra Dewi, Intip Pendidikan Denny Sumargo dan Harvey Moeis

Suara.com - Imbas hubungan dengan Sandra Dewi tak berjalan mulus, Denny Sumargo pun acap kali dijadikan tandingan Harvey Moeis.

Selain soal harta, latar belakang pendidikan Denny Sumargo dan Harvey Moeis juga tak kalah menarik untuk dibicarakan.

Berikut adalah perbandingan latar belakang pendidikan Denny Sumargo dengan suami Sandra Dewi, Harvey Moeis.

Denny Sumargo

Baca Juga: Pernikahan Mewah Sandra Dewi Dicurigai dari Uang Korupsi Harvey Moeis

Pasca lulus pendidikan tingkat SMA, Denny Sumargo memutuskan untuk pindah ke Jakarta sekitar tahun 2000-an.

Kendati demikian, Denny Sumargo harus menunda berkuliah lantaran tak kunjung mendapat pekerjaan di Jakarta.

"Tadinya gue pengin kuliah, tapi gue nggak punya perekonomian yang bagus," ujar Denny Sumargo dalam kanal YouTube Augie Fantinus.

Penantian panjang Denny Sumargo akhirnya terjawah usai mendapat beasiswa dari klub basket Aspac Jakarta.

Alih-alih untuk lanjut berkuliah, suami Olivia Allan tersebut memilih berkarier sebagai atlet profesional.

Baca Juga: Peran Suami Sandra Dewi di Kasus Timah, Makelar Hingga Menerima Imbalan Berkedok CSR dari Smelter Tambang Liar

"Ternyata basket itu sangat membantu banget dengan yang namanya beasiswa," ucap Denny Sumargo.

Harvey Moeis 

Sementara itu, Harvey Moeis diketahui sangat menjaga privasi sehingga informasi pribadinya sulit ditemukan di jejaring internet.

Nama Harvey Moeis tidak tercatat di laman PDDikti sehingga diprediksi tidak berkuliah atau menempuh pendidikan tinggi di luar negeri.

Hingga kini, informasi soal Harvey Moeis yang baru diketahui publik adalah profesi, bisnis yang dijalankan, dan silsilah keluarganya.

Harvey Moeis menduduki posisi mentereng sebagai Presiden Komisaris di perusahaan batubara yang dijalankannya, yakni PT Multi Harapan Utama.

Sebagai tambahan informasi, Harvey Moeis kini mendekam di Rutan Salemba cabang Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan untuk 20 hari ke depan.

Harvey Moeis ditetapkan Kejaksaan Agung RI sebagai tersangka dugaan tindak pidana korupsi dalam tata niaga komoditas timah wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk tahun 2015 sampai 2022.