Suara.com - Prilly Latuconsina turut memberikan komentar perihal film genre horor religi Indonesia yang tengah disorot karena dianggap menyesatkan dan mempermainkan logo agama.
Aktris 27 tahun itu mengaku belum sempat menonton trailer film yang jadi topik utama masalah tersebut. Namun begitu Prilly Latuconsina percaya bahwa setiap produser punya kebebasan untuk membuat cerita fiktif untuk di dalam film.
"Saya nggak punya kapasitas berkomentar gitu karena saya nggak ngerti prosesnya, saya juga belum nonton filmnya, saya juga nggak ngerti itu masalahnya di mana gitu," tutur Prilly Latuconsina dalam jumpa pers Hari Film Nasional bersama Netflix Indonesia di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (27/3/2024).
"Cuma setahu saya setiap produser punya kebebasan untuk membuat cerita horor dan itu kan juga mungkin fiktif gitu, nggak terjadi di dunia nyata. Ya semua orang punya kebebasan untuk berkreasi aja gitu,"
Baca Juga: Review Film Imaginary, Horor Boneka yang Klise!
Sayangnya, bintang film "Budi Pekerti" itu tak mau memberikan komentar banyak soal adegan maupun keterkaitan religi dan horor di dalam film itu. Sebab menurut Prilly, dia bukan ahlinya di bidang agama.
"Saya bukan ahlinya untuk ngomentarin soal religi dan agama karena saya pun nggak ngerti gitu gimana menyambungkan religi sama hantu," kata Prilly Latuconsina.
Sebagai informasi, kontroversi ini muncul dari keresahan Lembaga Seni Budaya dan Peradaban Islam (LSBPI), Majelis Ulama Indonesia (MUI) terhadap judul dan simbol-simbol agama Islam di film horor belakangan ini.
Hal itu bermula dari adanya protes dari sejumlah pihak terkait poster film terbaru berjudul "Kiblat". Menurut warganet, poster bergambar orang yang tengah salat namun wajahnya diubah menyerupai hantu.
Karena hal ini, warganet dan para penikmat film beramai-ramai memboikot film "Kiblat" dan sejumlah film horor religi lain yang mengandung unsur agama Islam di dalamnya.
Baca Juga: Lagi Tayang di Bioskop, Film Hantu Polong Angkat Kisah Horor dari Tanah Melayu