Suara.com - Baru-baru ini, publik digegerkan dengan kabar film horor Indonesia yang diprotes dan dikecam oleh berbagai kalangan, termasuk terkecuali MUI.
Perlu diketahui, film Kiblat direncanakan akan tayang tahun ini, namun belum ada tanggal pasti penayangannya. Namun trailer-nya sudah diunggah sejak tanggal 21 Maret 2024 lalu di YouTube CGV Kreasi. Lantas, mengapa banyak pihak yang memprotes film ini?
Film Kiblat Diprotes Berbagai Kalangan
Sejak dirilis pada hari Kamis (21/03/2024) lalu, film Kiblat memang menuai tanggapan negatif dari kalangan sineas, warganet, dan kini tokoh agama.
Baca Juga: 3 Film Horor Korea yang Wajib Masuk Watchlist Kamu!
Sejumlah sineas dan kritikus film menilai bahwa film-film horor Indonesia yang tayang belakangan ini mengarah pada eksploitasi agama demi meraup keuntungan semata.
Di media sosial X, kebanyakan komentar yang muncul menyebutkan bahwa film horor berbau agama ini tidak mendidik, menistakan agama, dan hanya menakuti-nakuti orang sehingga takut untuk beribadah.
Sebab, di film ini ada adegan pada saat si tokoh melakukan rukuk, tiba-tiba saja tubuhnya membalik hingga kepalanya menghadap ke arah atas.
Meskipun masih ada pihak yang menilai pesan yang ingin disampaikan dari film ini baik, namun hal itu tertutupi oleh poster yang disebut menyeramkan.
Film Kiblat Dicekal MUI
Baca Juga: 5 Fakta Film Kiblat yang Dilarang MUI, Ada Kampanye Hitam di Baliknya?
Polemik atas kehadiran film Kiblat tidak berhenti di situ. Pasalnya, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah, Cholil Nafis, terang-terangan menyebutkan bahwa film horor itu tidak boleh tayang di bioskop.
Cholil Nafis juga mengaku bahwa pihaknya belum mengetahui isi filmnya sehingga tidak bisa berkomentar. Hanya saja yang disoroti adalah poster dari film tersebut yang disebut seram.
Selain itu, Cholil Nafis juga melontarkan kritikan kepada rumah produksi Leo Pictures yang disebutnya "acapkali menggunakan promosi sensitif dan kontroversi agar menarik perhatian dan banyak penonton". Seringkali, klaimnya, reaksi keagamaan dimainkan oleh pebisnis untuk meraup untung secara materi.
Film Kiblat Belum Lulus Sensor
Sayangnya, hingga saat ini belum ada pernyataan secara resmi dari sutradara Bobby Prasetyo maupun rumah produksi Leo Pictures atas kecaman dan kritikan tersebut.
Sementara itu, Wakil Ketua Lembaga Sensor Film (LSF), Ervan Ismail, mengatakan bahwa film Kiblat belum lulus sensor dan masih tahap peninjauan sehingga harus dikembalikan ke rumah produksi. Kendati ia menyebutkan bahwa pihaknya memberikan banyak catatan atas film ini.
Dari tinjauan LSF, ada sejumlah catatan semisal ada adegan-adegan film yang perlu diperbaiki dari sisi CGI atau efek khusus, termasuk soal-soal sensitif.
Namun, ditegaskan bahwa trailer maupun poster yang beredar di media sosial sesungguhnya sudah dinyatakan lulus sensor dan tidak melanggar ketentuan yang berlaku seperti memperolok agama ataupun memicu konflik antar-agama. Hanya saja, apabila ada pandangan yang berbeda atas tampilan poster itu memang bisa saja terjadi.
Itulah ulasan menarik seputar serba serbi film Kiblat yang perlu diketahui. Bagaimana menurut pendapat Anda?
Kontributor : Rishna Maulina Pratama